Utusan Khusus Calon Wapres 01, KH Ma'ruf Amin, KH Lukmanul Hakim menegaskan, cerita ayah angkat Joko Widodo, H Nurdin Aman Tursina semakin menguatkan narasi Joko Widodo sebagai muslim yang taat menjalankan ibadah.

"Bapak Aman Tursina, imam dan pengurus mushala di lingkungan rumahnya, menjadi saksi hidup bagaimana pribadi Pak Jokowi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam menjalankan ibadah. Pak Jokowi rajin menjalankan shalat lima waktu," kata KH Lukmanul Hakim yang bersama rombongan Safari Politik Kebangsaan X, mengunjungi kediaman H Nurdin Aman Tursina, di Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Sabtu.

Rombongan Safari Politik Kebangsaan itu dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, didampingi KH Lukmanul Hakim, Habib Sholeh Al Muhdar, Habib Ali Assegaf, KH Zaenal Arifin, Zuhairi Misrawi, dan Suryo AB.

Saat itu, ayah angkat Joko Widodo, H Nurdin Aman Tursina menuturkan kehidupan keseharian Joko Widodo selama tinggal di Aceh pada 1985 hingga 1988.

Joko Widodo waktu itu bekerja di sebuah pabrik kertas dan tinggal di dekat rumah H Nurdin.

Pada kesempatan tersebut, salah seorang teman kerja Joko Widodo, Sulistyo turut hadir dan menguatkan cerita H Nurdin. "Jokowi rajin shalat berjemaah di mushala dekat rumah saya," kata H Nurdin yang menjadi imam dan pengurus di mushala tersebut.

Bahkan, kata Nurdin, Joko Widodo rela berkorban untuk renovasi mushala. Pada 1987, ketika H Nurdin menyampaikan maksudnya kepada Joko Widodo untuk merenovasi mushala, Joko Widodo menyatakan, agar H Nurdin mengambil material bangunan yang dibutuhkan di toko material. "Semua material itu, Jokowi yang membayarnya," katanya pula.

Baca juga: Mantan Penasihat PA 212 luncurkan buku terkait Jokowi

Menurut Lukman, dirinya dapat memahami kenapa masyarakat Aceh mengusulkan agar capres-cawapres yang maju pada Pemilu Presiden 2019 untuk bersedia mengikuti tes membaca Alquran.

"Pak Jokowi dan Pak Kiai Ma'ruf siap, tapi capres-cawapres lainnya tidak siap. Mereka membiarkan hoaks kepada Pak Jokowi dan Pak Kiai Ma'ruf untuk menutupi kelemahan pemahaman terhadap Islam," kata Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini pula.

Kiai Lukman juga mengutip pernyataan H Nurdin bahwa masyarakat Aceh percaya Allah SWT akan menegakkan keadilan bagi mereka yang telah membuat fitnah. "Serangan fitnah itu justru makin meningkatkan dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf Amin," katanya pula.

Fitnah biadab

Ayah angkat Presiden Joko Widodo, H Nurdin Aman Tursina (73), menegaskan fitnah yang ditujukan kepada Joko Widodo adalah tindakan tidak beradab dan menghasut. 

"Kalau enggak pilih anak angkat saya (Joko Widodo) enggak apa-apa, tapi jangan difitnah," kata Nurdin Aman Tursina, saat menerima kunjungan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, di kediamannya, Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, Sabtu.

Menurut Nurdin, pihak yang memfitnah Joko Widodo sebagai anti-Islam adalah tidak mengenal Joko Widodo sesungguhnya.  

Ia menyatakan, Joko Widodo yang tinggal dan bekerja di Bener Meriah (dahulu Aceh Tengah) pada 1985 hingga 1988 adalah muslim yang taat beribadah. "Joko rajin shalat berjemaah di mushala dekat rumah saya," kata H Nurdin yang menjadi imam dan pengurus di mushala tersebut.

Bahkan, kata Nurdin, Joko Widodo yang saat itu bekerja di pabrik kertas di Aceh Tengah, rela berkorban untuk pembangunan mushala. Pada 1988, ketika H Nurdin menyampaikan maksudnya kepada Joko Widodo untuk merenovasi mushala itu, Joko Widodo menyatakan agar H Nurdin mengambil material yang dibutuhkan di toko material. "Semua material itu, Jokowi yang membayarnya," katanya pula.

H Nurdin juga berani menjamin ketaatan Joko Widodo dalam beribadah, mengingat pada saat Joko Widodo berada di lingkungan rumahnya di Bener Meriah, dia rajin shalat berjemaah di mushala itu. "Bahkan, Jokowi sering menjadi imam Shalat Maghrib," katanya lagi.

H Nurdin juga bertutur, Joko Widodo muda bersama beberapa temannya tinggal di rumah merah dekat rumahnya, tapi dia sering main dan bersilaturahmi ke rumah H Nurdin.

Setelah menikah dengan Iriana, Joko Widodo masih tinggal di dekat rumah H Nurdin. "Jokowi meninggalkan Aceh pada 1988, karena situasi waktu itu kurang aman. Jokowi sudah memiliki bayi bernama Gibran," katanya lagi.

Joko Widodo waktu itu meninggalkan tiga ekor kambing kepada H Nurdin untuk aqiqah putranya. "Jokowi itu orangnya sangat baik dan tulus. Sulit mencari orang sebaik Jokowi," katanya pula. 

Karena itu, H Nurdin sangat menyayangkan fitnah yang ditujukan kepada Joko Widodo. "Kalau boleh marah, saya marah kepada pihak yang memfitnah Jokowi," katanya lagi.

Baca juga: Cerita Yusuf Mansur menilai sisi ke-Islaman Jokowi

Baca juga: KH Maimoen Zubair doakan kembali Jokowi terpilih jadi Presiden

 

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019