Cianjur (Antaranews Jabar) - Pemerhati masalah sosial dan lingkungan hidup di Cianjur, Eko Wiwid, menilai calon legislatif perlu mengangkat isu lingkungan sebagai program caleg pada Pemilu 2019 karena hal itu merupakan persoalan krusial.

Bahkan, ungkap Eko Wiwid kepada wartawan di Cianjur Minggu, isu lingkungan cenderung diabaikan dan tidak menjadi prioritas calon wakil rakyat yang saat ini tengah mencari perhatian warga untuk memilih dirinya.

"Beberapa dari caleg tersebut, belum mengindahkan atau mendukung gerakan sadar lingkungan dengan masih memasang baliho dipaku di pohon. Namun ada beberapa yang ikut mengampanyekan terkait isu lingkungan tapi sayangnya tidak dominan," katanya.

Selama ini, ungkap dia, banyak persoalan lingkungan yang dapat dibahas dan menjadi rencana politik ke depan seperti masalah sampah, sungai, hutan di hulu, penambangan dan alih fungsi lahan.

"Setiap waktu isu tersebut berpeluang untuk dibahas karena dinamika yang tidak pernah surut, namun minimnya pengetahuan caleg tentang pencemaran, perusakan, atau apapun terkait lingkungan, membuat mereka enggan untuk membawa isu tersebut dalam kampanye," katanya.

Setelah terpilih dan terjadi bencana, tambah dia, barulah para wakil rakyat berkomentar sedangkan selama kampanye tidak pernah menjadikan kondisi lingkungan sebagai bahan kajian.

"Sudah saatnya legislatif ambil bagian untuk mencegah, daripada berkutat pada penanganan lingkungan.

Isu lingkungan dapat mulai diangkat dan dikerjakan secara konkret, baik oleh sistem atau penegakkan hukum yang nyata, tidak melulu berakhir sebagai wacana," katanya.

Yusef Sumantri seorang caleg dari Partai Nasdem Cianjur, mengatakan isu lingkungan akan menjadi persoalan yang dibawa pada kesempatan berpolitik dirinya dan caleg lainnya, meskipun selama ini kurang terlihat berperan.

"Di Cianjur banyak sekali permasalahan lingkungannya, ditambah warga yang belum peduli karena tidak didukung kebijakan lingkungan oleh pemerintah daerah. Pembahasan lingkungan harus menjadi dasar untuk memulai inisiatif daerah tentang kebijakan yang pro terhadap ekologi," katanya.

Bahkan dirinya akan berusaha membawa isu alih fungsi lahan dan pembangunan berkelanjutan di Cianjur dalam setiap kampanyenya dengan harapan pembangunan apapun di daerah harus ikut memikirkan dampak lingkungan.

"Melihat pembangunan yang ada selama ini bersifat parsial dengan aspek lingkungan tidak dikaji, sehingga banyak kerusakan alam atau lingkungan dibeberapa titik. Pada dasarnya ekologi adalah bagian dari proses politik," katanya.

Baca juga: Pegiat lingkungan tolak perubahan status hutan Papandayan dan Kamojang


 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019