Bandung (Antaranews Jabar) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan program pemberdayaan "Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta)", sebagai wadah bertukar pengetahuan dan pengalaman, serta meningkatkan kualitas hidup perempuan.

Peluncuran yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) Kota Bandung, Minggu, dihadiri Menteri Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, pemberdayaan perempuan yang dilakukan oleh Sekoper Cinta merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan kesetaraan peran, akses, partisipasi, kontrol dan manfaat antara perempuan dan laki-laki di semua bidang.

"Sekoper Cinta ini untuk penguatan ibu-ibu yang sudah menikah. Kan keluarga ini tidak ada sekolahnya, maka kita bikin sekolah perempuan di mana 60 persen ilmu keluarga yang tidak sederhana," ujar Ridwan Kamil.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, peluncuran program ini didasarkan atas tingginya angka perceraian, kekerasan terhadap perempuan, dan masih adanya "human trafficking"  atau perdagangan orang di Jawa Barat.

Faktor-faktor tersebut berimbas pada psikologi anak-anak yang tidak mendapatkan hak sebagaimana mestinya, seperti angka putus sekolah hingga kasus kekurangan gizi atau stunting.

Maka dari itu, Sekoper Cinta diharapkan menjadi jembatan penguatan bagi para perempuan di Jabar untuk dapat meningkatkan kapasitas dirinya dalam memberdayakan diri sendiri dan mandiri secara ekonomi. Agar, masalah-masalah yang menjadi faktor keretakan rumah tangga bisa diminimalisir.

"Di dalamnya 50 persen modul soal keluarga, 50 persen lainya ekonomi, sosial, agama, bisa apa saja. Ini inovasi baru, makanya diapresiasi oleh Bu Menteri," kata dia.

Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Jawa Barat mencapai 302 Kasus (Simfoni KPPPA, 2017), sementara angka perceraian menyentuh lebih dari 33 ribu kasus disebabkan oleh ?faktor ekonomi (Kanwil Kementerian Agama Jabar, 2017).

Menteri Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise, mengapresiasi inovasi yang diluncurkan Pemprov Jabar.
Berdasarkan hasil monitoring, kekerasan perempuan dipicu oleh tingkat ekonomi yang rendah. Para perempuan tidak mampu memberdayakan dirinya sendiri dan selalu berpangku tangan pada pasangannya.

"Kami mengetahui selama ini setelah saya melakukan observasi di seluruh Indonesia. banyak perempuan-perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga karena mereka tidak mempunyai pegangan, tidak mempunyai usaha usaha kecil, mereka sangat tergantung kepada suami atau laki-laki, sehingga muncul kekerasan dalam rumah tangga," kata dia.

Ia berharap adanya Sekoper Cinta mengurangi angka permasalahan sosial yang menyeret perempuan dan anak sebagai korbannya. Perempuan menjadi tangguh dan mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.

Dengan adanya usaha-usaha ini akan membantu ibu-ibu ini untuk meningkatkan ekonomi keluarga sehingga income keluarga, salah satunya itu melalui Sekoper Cinta yang diluncurkan Gubernur.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar, Poppy Sophia Bakur mengatakan, target peserta Sekoper Cinta adalah Perempuan dengan Usia di atas 18 tahun.

"Tahap awal akan dilakukan Training of Trainer (TOT) yang difasilitasi oleh DP3AKB Jabar kepada leader champion yg dipilih mewakili kecamatan di seluruh kabupaten kota di Jawa Barat," katanya.

Menurut Poppy, akan dihadirkan pengajar yang kompeten di bidangnya, dari mulai praktisi kesehatan dan lingkungan hidup, psikolog, dokter, dan lain-lain.

"Selanjutnya leader champion ini menjadi agen utama untuk pembentukan sekolah perempuan di tingkat desa kelurahan di 27 kabupaten kota," katanya.


 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018