Bandung (ANTARA News) - Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau Bank BJB Ahmad Irfan diberhentikan dengan hormat melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BJB, di Kota Bandung, Selasa.
Sesuai aturan OJK yang mengharuskan tidak boleh ada kekosongan jabatan pada sebuah Bank Pembangunan Daerah maka posisi Direktur Utama Bank BJB akan dirangkap oleh Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, Agus Mulyana dan posisi Direktur Mikro yang kosong akan dirangkap oleh Direktur Konsumer dan Ritel, Suartini.
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil yang hadir pada RUPSLB Bank BJB menuturkan keputusan tersebut masih menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Jadi untuk posisi Direktur Utama Bank BJB diberhentikan, namun boleh mengikuti lagi fit and proper test untuk menjawab tantangan yang baru," ujar Gubernur Emil.
Ia mengatakan pemberhentian tersebut dilakukan karena Pemprov Jabar selaku pemegang saham menilai Bank BJB memerlukan sosok baru untuk mewujudkan dua visi baru, yakni memaksimalkan kredit mikro dan menjadikan Bank BJB sebagai bank pembangunan.
"Selama ini kinerja Bank BJB sudah luar biasa. Namun kami, selaku pemegang saham menitipkan dua visi baru, yakni penguatan sebagai Bank Pembangunan Daerah atau BPD dan peningkatan porsi kredit mikro," katanya.
Menurut dia, selama ini Bank BJB sudah luar biasa bagus dalam penyaluran kredit konsumen, namun pemerintah kota/kabupaten di Jawa Barat membutuhkan pinjaman dari Bank BJB untuk membangun infrastruktur, seperti jembatan, pasar dan lain-lain.
"Selama ini memang porsi pernyaluran kredit BJB ke sektor ini kurang. Padahal, dulu sejarahnya Bank BJB itu kan BPD, Bank Pembangunan Daerah," kata Gubernur Emil.
Dia menuturkan selama ini Bank BJB kurang mengoptimalkan peluang pasar kredit UMKM dan pihaknya menilai dari 100 persen penyaluran kredit BJB, porsi UMKM hanya 5 persen padahal sekitar 60 persen sektor perekonomian di Jabar ditopang oleh UMKM.
"Sehingga dengan dua visi baru ini, untuk membuat Bank BJB menjadi Bank Pembangunan dan maksimalkan kredit mikro, kami membutuhkan sosok baru yang bisa menjawab tantangan ini," kata dia.
Ia menuturkan untuk mengisi osisi Direktur Utama Bank BJB terbuka untuk sosok baru yang berpengalaman di bidang pembangunan dan mikro, namun pihaknya memastikan masih? erbuka peluang bagi Ahmad Irfan untuk kembali menjabat posisi Direktur Utama melalui sebuah proses.
Sementara itu, Ahmad Irfan menyampaikan ungkapan terima kasih atas dukungan semua pihak selama ia menjabat sebagai Direktur Utama Bank BJB.
Irfan mengaku bersyukur karena melepas posisinya sebagai Direktur Utama Bank BJB saat kinerja Bank BJB berada dalam kondisi prima.
"Selama empat tahun ini Bank BJB tumbuh dengan pesat. Dan Alhamdulillah, saya melepas BJB dalam kondisi baik. Saya serahkan estafet kepemimpinan kepada Direktur Utama selanjutnya. Saya titip kepada semua stakeholder untuk melanjutkan kerja sama baik dengan BJB," kata dia.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko yang juga Dirut Bank BJB, Agus Mulyana menuturkan dirinya siap melaksanakan tugas barunya dengan amanah dan melanjutkan program yang sudah dibangun Direktur Utama sebelumnya.
Agus mengatakan perubahan pengurus merupakan hal biasa dalam sebuah organisasi, termasuk perusahaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
Sesuai aturan OJK yang mengharuskan tidak boleh ada kekosongan jabatan pada sebuah Bank Pembangunan Daerah maka posisi Direktur Utama Bank BJB akan dirangkap oleh Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, Agus Mulyana dan posisi Direktur Mikro yang kosong akan dirangkap oleh Direktur Konsumer dan Ritel, Suartini.
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil yang hadir pada RUPSLB Bank BJB menuturkan keputusan tersebut masih menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Jadi untuk posisi Direktur Utama Bank BJB diberhentikan, namun boleh mengikuti lagi fit and proper test untuk menjawab tantangan yang baru," ujar Gubernur Emil.
Ia mengatakan pemberhentian tersebut dilakukan karena Pemprov Jabar selaku pemegang saham menilai Bank BJB memerlukan sosok baru untuk mewujudkan dua visi baru, yakni memaksimalkan kredit mikro dan menjadikan Bank BJB sebagai bank pembangunan.
"Selama ini kinerja Bank BJB sudah luar biasa. Namun kami, selaku pemegang saham menitipkan dua visi baru, yakni penguatan sebagai Bank Pembangunan Daerah atau BPD dan peningkatan porsi kredit mikro," katanya.
Menurut dia, selama ini Bank BJB sudah luar biasa bagus dalam penyaluran kredit konsumen, namun pemerintah kota/kabupaten di Jawa Barat membutuhkan pinjaman dari Bank BJB untuk membangun infrastruktur, seperti jembatan, pasar dan lain-lain.
"Selama ini memang porsi pernyaluran kredit BJB ke sektor ini kurang. Padahal, dulu sejarahnya Bank BJB itu kan BPD, Bank Pembangunan Daerah," kata Gubernur Emil.
Dia menuturkan selama ini Bank BJB kurang mengoptimalkan peluang pasar kredit UMKM dan pihaknya menilai dari 100 persen penyaluran kredit BJB, porsi UMKM hanya 5 persen padahal sekitar 60 persen sektor perekonomian di Jabar ditopang oleh UMKM.
"Sehingga dengan dua visi baru ini, untuk membuat Bank BJB menjadi Bank Pembangunan dan maksimalkan kredit mikro, kami membutuhkan sosok baru yang bisa menjawab tantangan ini," kata dia.
Ia menuturkan untuk mengisi osisi Direktur Utama Bank BJB terbuka untuk sosok baru yang berpengalaman di bidang pembangunan dan mikro, namun pihaknya memastikan masih? erbuka peluang bagi Ahmad Irfan untuk kembali menjabat posisi Direktur Utama melalui sebuah proses.
Sementara itu, Ahmad Irfan menyampaikan ungkapan terima kasih atas dukungan semua pihak selama ia menjabat sebagai Direktur Utama Bank BJB.
Irfan mengaku bersyukur karena melepas posisinya sebagai Direktur Utama Bank BJB saat kinerja Bank BJB berada dalam kondisi prima.
"Selama empat tahun ini Bank BJB tumbuh dengan pesat. Dan Alhamdulillah, saya melepas BJB dalam kondisi baik. Saya serahkan estafet kepemimpinan kepada Direktur Utama selanjutnya. Saya titip kepada semua stakeholder untuk melanjutkan kerja sama baik dengan BJB," kata dia.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko yang juga Dirut Bank BJB, Agus Mulyana menuturkan dirinya siap melaksanakan tugas barunya dengan amanah dan melanjutkan program yang sudah dibangun Direktur Utama sebelumnya.
Agus mengatakan perubahan pengurus merupakan hal biasa dalam sebuah organisasi, termasuk perusahaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018