Garut (Antaranews Jabar) - Puluhan santri Pondok Pesantren Al-itihad di Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami keracunan yang diduga akibat mengonsumsi makanan hingga akhirnya harus mendapatkan perawatan medis di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bayongbong, Sabtu.

Kepala Puskesmas Bayongbong, Elan Suhelan mengatakan, korban keracunan sudah mulai berdatangan ke puskesmas secara serentak, Jumat (16/11) malam dengan keluhan sakit sama yakni pusing, mual, dan muntah-muntah.

"Korban mengeluhkan sakit pusing dan mual," kata Elan.

Ia menuturkan, hasil pendataan hingga Jumat malam sebanyak 37 orang santri mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Bayongbong.

Korban yang mendapatkan penanganan, kata dia, rata-rata berusia 13 sampai 16 tahun yang kondisinya lemah karena menderita pusing, muntah-muntah disertai diare.

"Sampai sekarang mereka masih mendapatkan perawatan intensif di puskesmas," katanya.

Santri yang mengalami keracunan tersebut mendapatkan perhatian sigap dari para petugas medis, masyarakat, kepolisian, bahkan TNI setempat.

Bahkan Komandan Koramil Bayongbong Kapten Czi Dayat Juhanda terjun ke lapangan untuk membantu mengevakuasi para korban untuk mendapatkan penanganan medis.

Ia menyampaikan, berdasarkan keluhan sejumlah korban, rasa pusing dan mual itu berawal setelah menyantap makanan seblak.

"Mereka satu per satu pusing, mual-mual dan muntah, melihat kondisi seperti itu mereka langsung dibawa ke puskesmas," katanya.

Kasus keracunan makanan menimpa santri tersebut masih dalam penyelidikan kepolisian, sejumlah saksi dan korban telah dimintai keterangan, berikut mengambil sampel makanan untuk dilakukan uji laboratorium. 

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018