Cirebon (Antaranews Jabar) - Lahan yang mengering di Waduk Setu Patok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dimanfaatkan warga setempat untuk bercocok tanam.
"Setunya `kan mengering, jadi kita manfaatkan saja untuk ditanami padi," kata seorang warga yang menggarap lahan itu, Sarimah di Cirebon, Minggu.
Menurut Sarimah, setiap tahun ketika Waduk Setu Patok mengering, warga pasti memanfaatkan lahannya untuk ditanami berbagai tanaman.
Bercocok tanam padi, ubi, semangka dan lain-lain, menurut Sarimah sudah menjadi kebiasaan turun temurun bagi warga masyarakat setempat.
"Kalau saya sekarang menanam padi. Ada tetangga saya yang menanam semangka. Di sini tanamannya beragam," ujarnya.
Warga, kata Sarimah, hanya bisa memanfaatkan areal Setu Patok ketika musim kemarau saja, karena bila musim ghujan, air pasti memenuhi waduk.
"Air biasanya penuh sampai meluber sehingga lahan di waduk tidak bisa dimanfaatkan untuk bertani," katanya.
Sementara itu petani lain, Neri mengatakan, kekeringan di Setu Patok sudah terjadi sekitar tiga bulan lalu, sehinggaa tidak bisa mengairi areal persawahan.
Menurutnya, dengan tidak adanya air baku dari Setu Patok menyebabkan sawah di tiga Kecamatan tidak lagi bisa ditanami lagi, karena waduk itu menjadi satu-satunya sumber air.
Tiga kecamatan yang terdampak akibat mengeringnya air di waduk Setu Patok yaitu, Kecamatan Mundu, Asjap dan Pangenan.
"Setu ini itu menjadi satu-satu sumber air ketika musim kemarau, tapi setelah mengering kami tidak lagi bisa memanfaatkannya," tutur Neri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Setunya `kan mengering, jadi kita manfaatkan saja untuk ditanami padi," kata seorang warga yang menggarap lahan itu, Sarimah di Cirebon, Minggu.
Menurut Sarimah, setiap tahun ketika Waduk Setu Patok mengering, warga pasti memanfaatkan lahannya untuk ditanami berbagai tanaman.
Bercocok tanam padi, ubi, semangka dan lain-lain, menurut Sarimah sudah menjadi kebiasaan turun temurun bagi warga masyarakat setempat.
"Kalau saya sekarang menanam padi. Ada tetangga saya yang menanam semangka. Di sini tanamannya beragam," ujarnya.
Warga, kata Sarimah, hanya bisa memanfaatkan areal Setu Patok ketika musim kemarau saja, karena bila musim ghujan, air pasti memenuhi waduk.
"Air biasanya penuh sampai meluber sehingga lahan di waduk tidak bisa dimanfaatkan untuk bertani," katanya.
Sementara itu petani lain, Neri mengatakan, kekeringan di Setu Patok sudah terjadi sekitar tiga bulan lalu, sehinggaa tidak bisa mengairi areal persawahan.
Menurutnya, dengan tidak adanya air baku dari Setu Patok menyebabkan sawah di tiga Kecamatan tidak lagi bisa ditanami lagi, karena waduk itu menjadi satu-satunya sumber air.
Tiga kecamatan yang terdampak akibat mengeringnya air di waduk Setu Patok yaitu, Kecamatan Mundu, Asjap dan Pangenan.
"Setu ini itu menjadi satu-satu sumber air ketika musim kemarau, tapi setelah mengering kami tidak lagi bisa memanfaatkannya," tutur Neri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018