Garut (Antaranews Jabar) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan, kondisi Sungai Cimanuk dalam kondisi krusial karena terjadi penyusutan di bawah batas normal akibat musim kemarau.

"Sehingga tidak dapat mengairi kebutuhan areal pertanian secara maksimal," kata Kepala Dinas PUPR Uu Saepudin kepada wartawan di Garut, Jumat.

Ia menuturkan musim kemarau di Kabupaten Garut telah berlangsung lama, akibatnya beberapa daerah terjadi kekeringan, termasuk debit air Sungai Cimanuk sudah menyusut drastis.

Menurut dia, biasanya di kawasan hulu lebih cepat turun hujan sehingga dapat menambah debit air Sungai Cimanuk yang akhirnya bisa dimanfaatkan warga untuk kebutuhan pertanian.

"Tiap tahun itu walaupun ada musim kemarau, di hulu itu ada turun hujan, sehingga bisa masuk ke sungai," kata Uu.

Ia menyampaikan kondisi normal air Sungai Cimanuk pada kisaran 30 sampai 90 sentimeter, sedangkan saat ini ketinggiannya hanya 30 sentimeter di lokasi pintu air.

Akibatnya, kata dia, areal pertanian di Kabupaten Garut kesulitan mendapatkan air, terutama daerah yang jauh dari hulu sungai seperti kawasan Cibatu.

"Ada beberapa lahan seperti di Cibatu itu memang saat ini air tidak bisa mengalir ke sana," katanya.

Upaya menangani kekeringan itu, kata Uu, jajarannya memanfaatkan irigasi yang ada di Garut untuk bisa mengatur kebutuhan air pertanian.

Sebanyak 38 irigasi teknis yang ada di Garut, kata dia, dua di antaranya sudah tidak teraliri air, sisanya dioptimalkan agar air bisa terbagi rata.

"Sekarang diatur, makanya ada irigasi dalam waktu tertentu airnya hilang karena dipindah ke irigasi lain," katanya.

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018