Garut (Antaranews Jabar) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Garut masih menyelidiki penyebab kebakaran hutan Gunung Guntur yang membakar tanaman alang-alang dan beberapa pohon.
"Penyebab kebakaran hutan tersebut belum diketahui pasti dan masih dalam penyelidikan," kata Kepala Seksi BKSDA Wilayah V Garut, Purwantono melalui telepon seluler di Garut, Minggu.
Ia menuturkan, hutan Gunung Guntur di Kecamatan Tarogong Kaler itu terbakar selama dua hari sejak Kamis (27/9) sore sampai Jumat (28/9) malam.
Lokasi hutan yang terbakar, kata dia, cukup luas yakni di kawasan Kawah Kamojang, Blok Tapal Kuda, Lengkop, Legok Jambul, Cigenjreng, Cilopang, Naringgul dan sekitar Pos 3 sampai hampir mendekati Puncak 1.
"Jumat malam kobaran api sudah tidak nampak, tim Satuan Pengendali Kebakaran Hutan SKW V Garut kembali ke posko," katanya.
Ia menyebutkan, lahan hutan yang terbakar yakni berupa tegakan pinus yang tumbuh sporadis, kaliandra, kirinyuh, kaso, semak belukar, rumput dan alang-alang, akibatnya lahan hutan menjadi terbuka.
Petugas gabungan, kata dia, telah berupaya melakukan pemadaman dengan peralatan seadanya, hingga akhirnya kobaran api sudah tidak terlihat lagi.
"Tim kembali ke posko di SKW V Garut setelah tidak terlihat lagi kobaran api, dan tetap memonitor kawasan pasca kebakaran hutan hingga kini," katanya.
Ia menambahkan, dampak kebakaran itu jajarannya memberlakukan larangan pendakian bagi wisatawan ke Gunung Guntur.
Menurut dia, penutupan jalur pendakian itu untuk mencegah dampak buruk terhadap pendaki, atau wisatawan di saat musim kemarau yang rawan menimbulkan kebakaran hutan.
"Sementara ditutup sejak tanggal 28 September 2018 dalam rangka mengantisipasi segala sesuatu yang dikhawatirkan dapat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa, serta kenyamanan pengunjung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Penyebab kebakaran hutan tersebut belum diketahui pasti dan masih dalam penyelidikan," kata Kepala Seksi BKSDA Wilayah V Garut, Purwantono melalui telepon seluler di Garut, Minggu.
Ia menuturkan, hutan Gunung Guntur di Kecamatan Tarogong Kaler itu terbakar selama dua hari sejak Kamis (27/9) sore sampai Jumat (28/9) malam.
Lokasi hutan yang terbakar, kata dia, cukup luas yakni di kawasan Kawah Kamojang, Blok Tapal Kuda, Lengkop, Legok Jambul, Cigenjreng, Cilopang, Naringgul dan sekitar Pos 3 sampai hampir mendekati Puncak 1.
"Jumat malam kobaran api sudah tidak nampak, tim Satuan Pengendali Kebakaran Hutan SKW V Garut kembali ke posko," katanya.
Ia menyebutkan, lahan hutan yang terbakar yakni berupa tegakan pinus yang tumbuh sporadis, kaliandra, kirinyuh, kaso, semak belukar, rumput dan alang-alang, akibatnya lahan hutan menjadi terbuka.
Petugas gabungan, kata dia, telah berupaya melakukan pemadaman dengan peralatan seadanya, hingga akhirnya kobaran api sudah tidak terlihat lagi.
"Tim kembali ke posko di SKW V Garut setelah tidak terlihat lagi kobaran api, dan tetap memonitor kawasan pasca kebakaran hutan hingga kini," katanya.
Ia menambahkan, dampak kebakaran itu jajarannya memberlakukan larangan pendakian bagi wisatawan ke Gunung Guntur.
Menurut dia, penutupan jalur pendakian itu untuk mencegah dampak buruk terhadap pendaki, atau wisatawan di saat musim kemarau yang rawan menimbulkan kebakaran hutan.
"Sementara ditutup sejak tanggal 28 September 2018 dalam rangka mengantisipasi segala sesuatu yang dikhawatirkan dapat membahayakan dan mengancam keselamatan jiwa, serta kenyamanan pengunjung," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018