Bandung, 20/9 (Antara) - Sejak diresmikan pada Agustus lalu, Kampung Pelangi di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Bandung menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk berwisata, terutama bagi yang berminat dengan kegiatan fotografi.



"Kampung Pelangi memulai dari nol hingga bisa berkembang seperti sekarang. Banyak yang tidak tahu bahwa pada awalnya warga yang sekarang tinggal di Kampung Pelangi hasil relokasi dari daerah Rusunawa sekitar ITB pada tahun 1992," kata Ketua RW 12 Kelurahan Dago, Kota Bandung, Budi Waskito, Kamis.



Menurut Budi, warga yang direlokasi diberikan ganti rugi sebesar Rp200.000 per Kartu Keluarga, dari situlah istilah kampung 200 lahir.



Kampung ini merupakan daerah terpadat di Kelurahan Dago sehingga Ridwan Kamil memunculkan gagasan untuk membuat kampung tersebut agar lebih tertata.



Tetapi Ridwan Kamil mencalonkan diri menjadi Gubernur Jawa Barat sehingga tidak terlaksana.



Budi Waskito bersama warga Kampung 200 akhirnya mencari cara lain, hingga lahirlah Kampung Pelangi hasil program dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT Rajawali Hyoto dengan brand Sanlex untuk mengecat berbagai fasilitas maupun rumah yang berada di kawasan Dago.?



Program tersebut membuat Kampung 200 lebih dikenal sebagai Kampung Pelangi. Kondisi rumah yang berada di atas lereng menjadikan bangunan seperti bertumpuk dan menambah daya tarik bagi wisatawan penikmat fotografi.



Dalam proses pengecatannya, masyarakat dan karang taruna bergotong royong sehingga seluruh rumah di RW 12 menjadi beraneka warna.



Setiap enam bulan, terdapat perawatan dari CSR untuk mengecat ulang rumah-rumah yang mulai pudar, juga bantuan cat Sanlex sebanyak 1 ton bahkan lebih.



"Unik banget malah, seperti di Amerika Latin tapi rasa Bandung. Udaranya yang sejuk tambah enak buat jalan-jalan, hunting foto di sana," kata salah satu pengunjung yang ditemui saat berfoto di sekitar Kampung Pelangi, Shafira Larasati.



Ke depannya Budi Waskito berharap Kampung Pelangi dapat menjadi salah satu ikon Kota Bandung dan menumbuhkan sektor ekonomi bagi warga yang tinggal di sana.


 

Pewarta: Farida Al Qodariah

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018