Bandung (Antaranews Jabar) - Manajemen baru Badan Usaha Milik Daerah PT Jasa Sarana di bawah kepemimpinan Dyah Wahjusari sebagai direktur utama menargetkan bisa menambah besaran kepemilikan saham di Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja).
"Target ini tidak terlepas dari permintaan para pemilik saham BUMD tersebut agar delusi di Soroja segera dikembalikan. Langkah ini juga bagian awal dari upaya manajemen baru melakukan penyehatan korporasi," kata Dyah Wahjusari di Bandung, Jawa Barat, Senin.
Dyah mengatakan PT Jasa Sarana merupakan inisiator Jalan Tol Soroja hingga dapat terwujud sehingga sangat ironi apabila saat ini PT Jasa Sarana hanya memiliki saham sangat kecil pada jalan tol tersebut.
Menurut dia, bisa memiliki lagi saham dari 1,1 persen menjadi 10 persen di PT Citra Marga Lintas Jabar yang mengelola Tol Soroja merupakan langkah penting terlebih melihat prospek tol yang sangat bagus.
Hal tersebut, kata dia, terlihat dengan pertumbuhan LHR di atas business plan juga didukung oleh potensi pengembangan kawasan di sekitarnya yang cukup pesat.
"Melalui dukungan penuh para pemegang saham, kami berkomitmen Jasa Sarana dapat meningkatkan porsi kepemilikan sahamnya pada PT CMLJ," katanya.
Dyah Wahjusari yang akrab disapa Sari, optimistis bisa mengejar target tersebut mengingat PT Jasa Sarana saat ini dinakhodai oleh manajemen baru, dengan susunan dirinya sebagai Direktur Utama, Indrawan Sumantri sebagai Direktur Keuangan dan Ayi Mohamad Sudrajat sebagai Direktur Investasi hasil RUPS Luar Biasa pada pekan lalu.
"Jadi perubahan direksi ini sebagai upaya penyehatan PT Jasa Sarana," kata Dyah.
Sementara itu, Direktur Utama PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) Sari Putra Yosep menambahkan Soroja yang memiliki panjang 12 km dan telah beroperasi sejak Desember 2017 lalu, merupakan salah satu jalan tol strategis sebagai penunjang dua pusat perekonomian lokal di wilayah Bandung sekaligus menjadi solusi kemacetan dan keterbatasan akses.
"Sejauh ini, belum genap setahun beroperasi, traffic (Lintas Harian Rata-Rata) Jalan Tol Soroja sudah melampaui target," kata dia.
Ia menuturkan pada Business Plan, kami targetkan pada tahun pertama operasi adalah sebesar 16 ribu kendaraan per hari namun hasilnya hingga bulan Juni 2018 sudah mencapai 30.000 kendaraan per harinya.
Oleh karena itu ia mengklaim jika ini satu-satunya jalan tol di Indonesia yang pada tahun pertama beroperasi sudah melebihi business plan.
PT CMLJ sendiri merupakan Badan Usaha Jalan Tol yang mengoperasikan Jalan Tol Soroja, dengan kepemilikan saham saat ini PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. sebesar 69,32 persen, PT Wijaya Karya sebesar 29,56 persen, dan PT Jasa Sarana, BUMD Infrastruktur Jawa Barat sebesar 1,11 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Target ini tidak terlepas dari permintaan para pemilik saham BUMD tersebut agar delusi di Soroja segera dikembalikan. Langkah ini juga bagian awal dari upaya manajemen baru melakukan penyehatan korporasi," kata Dyah Wahjusari di Bandung, Jawa Barat, Senin.
Dyah mengatakan PT Jasa Sarana merupakan inisiator Jalan Tol Soroja hingga dapat terwujud sehingga sangat ironi apabila saat ini PT Jasa Sarana hanya memiliki saham sangat kecil pada jalan tol tersebut.
Menurut dia, bisa memiliki lagi saham dari 1,1 persen menjadi 10 persen di PT Citra Marga Lintas Jabar yang mengelola Tol Soroja merupakan langkah penting terlebih melihat prospek tol yang sangat bagus.
Hal tersebut, kata dia, terlihat dengan pertumbuhan LHR di atas business plan juga didukung oleh potensi pengembangan kawasan di sekitarnya yang cukup pesat.
"Melalui dukungan penuh para pemegang saham, kami berkomitmen Jasa Sarana dapat meningkatkan porsi kepemilikan sahamnya pada PT CMLJ," katanya.
Dyah Wahjusari yang akrab disapa Sari, optimistis bisa mengejar target tersebut mengingat PT Jasa Sarana saat ini dinakhodai oleh manajemen baru, dengan susunan dirinya sebagai Direktur Utama, Indrawan Sumantri sebagai Direktur Keuangan dan Ayi Mohamad Sudrajat sebagai Direktur Investasi hasil RUPS Luar Biasa pada pekan lalu.
"Jadi perubahan direksi ini sebagai upaya penyehatan PT Jasa Sarana," kata Dyah.
Sementara itu, Direktur Utama PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) Sari Putra Yosep menambahkan Soroja yang memiliki panjang 12 km dan telah beroperasi sejak Desember 2017 lalu, merupakan salah satu jalan tol strategis sebagai penunjang dua pusat perekonomian lokal di wilayah Bandung sekaligus menjadi solusi kemacetan dan keterbatasan akses.
"Sejauh ini, belum genap setahun beroperasi, traffic (Lintas Harian Rata-Rata) Jalan Tol Soroja sudah melampaui target," kata dia.
Ia menuturkan pada Business Plan, kami targetkan pada tahun pertama operasi adalah sebesar 16 ribu kendaraan per hari namun hasilnya hingga bulan Juni 2018 sudah mencapai 30.000 kendaraan per harinya.
Oleh karena itu ia mengklaim jika ini satu-satunya jalan tol di Indonesia yang pada tahun pertama beroperasi sudah melebihi business plan.
PT CMLJ sendiri merupakan Badan Usaha Jalan Tol yang mengoperasikan Jalan Tol Soroja, dengan kepemilikan saham saat ini PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. sebesar 69,32 persen, PT Wijaya Karya sebesar 29,56 persen, dan PT Jasa Sarana, BUMD Infrastruktur Jawa Barat sebesar 1,11 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018