Garut (Antaranews Jabar) - Sutradara ternama yang telah berhasil dengan karya filmnya Preman Pensiun dan Bajaj Bajuri, Aris Nugraha menyatakan, artis sinetron maupun layar lebar dalam karya film yang digarapnya tidak harus tampan atau cantik, siapa saja memiliki kesempatan untuk menjadi artis berbakat dan terkenal.
"Buang mitos artis harus ganteng, harus cantik, coba lihat artis dalam film saya, pas pasan," kata Aris saat mengunjungi Kafe Lasminingrat di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu.
Ia menuturkan, selama ini cara pandang masyarakat maupun para pembuat film di Indonesia seringkali artis yang harus tampil sebagai pemeran utama bagi perempuan harus memiliki wajah cantik dan artis laki-lakinya harus ganteng.
Namun Aris berusaha membalikan cara pandang tersebut bahwa masyarakat biasa dengan wajah dan perawakan yang biasa-biasa saja dapat menjadi sesuatu yang menarik dalam produk film yang digarapnya.
"Seperti Epy (Epy Kusnandar) pemeran Kang Mus di Preman Pensiun, tampilannya pas-pasan, betul-betul tidak make up, betul-betul natural," kata mantan wartawan Majalah Trubus itu.
Ia mengungkapkan, pemikirannya itu sebagai bentuk melawan tren film sinetron di Indonesia yang selama ini pemeran utama maupun pemain lainnya harus berparas cantik dan tampan.
Caranya itu, kata dia, ternyata bisa berhasil dengan karya film yang digarapnya seperti Preman Pensiun, Bajaj Bajuri dengan para pemainnya tampil biasa-biasa saja, juga saat ini sinetron Tukang Ojek Pangkalan.
"Semua karakter mencoba realistis, seperti tipikal Purnomo (pemain Tukang Ojek Pangkalan) gak ganteng, gak kaya tapi semua orang punya kemauan yang sama nah itu membuat dia menjadi mewakili mayoritas," katanya.
Ia mengungkapkan, gagasan film yang digarapnya itu bisa muncul secara tiba-tiba di lingkungan sekitarnya, seperti aktivitas masyarakat di jalanan termasuk keberadaan preman menjadi inspirasi sebuah film yang sukses.
"Spontanitas tetapi kemudian dirancang menjadi desain produksi sehingga menjadi menarik," kata pria kelahiran Garut tahun 1969 itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Buang mitos artis harus ganteng, harus cantik, coba lihat artis dalam film saya, pas pasan," kata Aris saat mengunjungi Kafe Lasminingrat di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu.
Ia menuturkan, selama ini cara pandang masyarakat maupun para pembuat film di Indonesia seringkali artis yang harus tampil sebagai pemeran utama bagi perempuan harus memiliki wajah cantik dan artis laki-lakinya harus ganteng.
Namun Aris berusaha membalikan cara pandang tersebut bahwa masyarakat biasa dengan wajah dan perawakan yang biasa-biasa saja dapat menjadi sesuatu yang menarik dalam produk film yang digarapnya.
"Seperti Epy (Epy Kusnandar) pemeran Kang Mus di Preman Pensiun, tampilannya pas-pasan, betul-betul tidak make up, betul-betul natural," kata mantan wartawan Majalah Trubus itu.
Ia mengungkapkan, pemikirannya itu sebagai bentuk melawan tren film sinetron di Indonesia yang selama ini pemeran utama maupun pemain lainnya harus berparas cantik dan tampan.
Caranya itu, kata dia, ternyata bisa berhasil dengan karya film yang digarapnya seperti Preman Pensiun, Bajaj Bajuri dengan para pemainnya tampil biasa-biasa saja, juga saat ini sinetron Tukang Ojek Pangkalan.
"Semua karakter mencoba realistis, seperti tipikal Purnomo (pemain Tukang Ojek Pangkalan) gak ganteng, gak kaya tapi semua orang punya kemauan yang sama nah itu membuat dia menjadi mewakili mayoritas," katanya.
Ia mengungkapkan, gagasan film yang digarapnya itu bisa muncul secara tiba-tiba di lingkungan sekitarnya, seperti aktivitas masyarakat di jalanan termasuk keberadaan preman menjadi inspirasi sebuah film yang sukses.
"Spontanitas tetapi kemudian dirancang menjadi desain produksi sehingga menjadi menarik," kata pria kelahiran Garut tahun 1969 itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018