Garut (Antaranews Jabar) - Nelayan di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengalami kerugian hingga seratusan juta rupiah karena tidak bisa melaut selama kondisi cuaca di Laut Jawa buruk dan ombak besar menerjang pantai selatan Garut.
"Pastinya nelayan rugi tidak bisa melaut selama gelombang di laut berbahaya," kata Ketua Rukun Nelayan Rancabuaya, Garut, Asep Hidayat melalui telepon seluler di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, nelayan di Pantai Rancabuaya, termasuk nelayan lainnya sepanjang pesisir pantai selatan Garut tidak dapat melaut akibat gelombang tinggi yang terjadi sejak 19 hingga 28 Juli 2018.
Gelombang tinggi Laut Jawa tersebut, kata dia, sangat berbahaya dan mengancam keselamatan jiwa nelayan apabila memaksakan diri melaut untuk mencari ikan.
"Selama larangan itu nelayan berdiam diri saja, tidak punya penghasilan," katanya.
Ia mengungkapkan, selama tidak melaut, para nelayan di Rancabuaya mengalami kerugian materi cukup besar, jika dihitung satu perahu melaut paling sedikit mendapatkan keuntungan sebesar Rp500 ribu, sementara jumlah perahu di Rancabuaya sebanyak 175 perahu.
"Kalau misalkan rata-rata saja dapat Rp500 ribu untuk satu kali melaut, kalikan dengan 175 perahu nelayan, besar sekali kerugiannya," kata Asep.
Ia berharap, nelayan yang mengalami kerugian karena tidak bisa melaut itu mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah seperti menyalurkan bantuan yang dibutuhkan sehari-hari oleh masyarakat nelayan.
Selain itu, Asep berharap pemerintah dapat membantu memperbaiki perahu nelayan yang rusak akibat diterjang ombak di wilayah Rancabuaya.
"Harapan kami dapat bantuan, mudah-mudahan saja, karena petugas dari dinas sudah melihat kondisi di lapangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Pastinya nelayan rugi tidak bisa melaut selama gelombang di laut berbahaya," kata Ketua Rukun Nelayan Rancabuaya, Garut, Asep Hidayat melalui telepon seluler di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, nelayan di Pantai Rancabuaya, termasuk nelayan lainnya sepanjang pesisir pantai selatan Garut tidak dapat melaut akibat gelombang tinggi yang terjadi sejak 19 hingga 28 Juli 2018.
Gelombang tinggi Laut Jawa tersebut, kata dia, sangat berbahaya dan mengancam keselamatan jiwa nelayan apabila memaksakan diri melaut untuk mencari ikan.
"Selama larangan itu nelayan berdiam diri saja, tidak punya penghasilan," katanya.
Ia mengungkapkan, selama tidak melaut, para nelayan di Rancabuaya mengalami kerugian materi cukup besar, jika dihitung satu perahu melaut paling sedikit mendapatkan keuntungan sebesar Rp500 ribu, sementara jumlah perahu di Rancabuaya sebanyak 175 perahu.
"Kalau misalkan rata-rata saja dapat Rp500 ribu untuk satu kali melaut, kalikan dengan 175 perahu nelayan, besar sekali kerugiannya," kata Asep.
Ia berharap, nelayan yang mengalami kerugian karena tidak bisa melaut itu mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah seperti menyalurkan bantuan yang dibutuhkan sehari-hari oleh masyarakat nelayan.
Selain itu, Asep berharap pemerintah dapat membantu memperbaiki perahu nelayan yang rusak akibat diterjang ombak di wilayah Rancabuaya.
"Harapan kami dapat bantuan, mudah-mudahan saja, karena petugas dari dinas sudah melihat kondisi di lapangan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018