Indramayu (Antaranews Jabar) - Ketua penanggung jawab upaya khusus swasembada padi, jagung dan kedelai (Upsus Pajale) Provinsi Jawa Barat, Banun Harpini mengatakan sekitar 6.350 hektare sawah di Indramayu berpotensi puso jika dalam waktu 7 hari kedepan tidak terairi.

"Kita mengecek langsung kondisi lapangan, mengevaluasi penanganan masalah air di tiga kecamatan dan menyiapkan langkah antisipasi untuk memperkecil dampak cuaca ekstrim yang diperkirakan bakal datang sampai 2,5 bulan mendatang," kata Banun di Indramayu, Selasa.

Setelah dilakukan kroscek ke lapangan kata Banun, ditemukan 258 hektare tanaman padi umur 50-60 hari yang puso. Dan sekitar 6.350 hektare yang berpotensi puso jika dalam waktu 7 hari ke depan tidak terairi.

Banun juga segera mengidentifikasi kelompok tani yang tanaman padinya terkena puso dan segera mengusulkan untuk pengajuan klaim asuransi pertanian ke Jasindo atau bank yang terkait.

"Belajar dari pengalaman ini, kami mengajak para petani yang belum mengikuti program asuransi pertanian yang telah dikembangkan oleh Kementerian Pertanian, untuk dapat segera bergabung di musim tanam depan," tuturnya.

Selain itu Banun juga menghimbau para petani untuk berdisiplin melaksanakan tanam serentak per golongan air.

Karena dari pengamatan di lapangan, terlihat bahwa tanaman yang puso, rata-rata adalah lokasi dengan masa tanam yang terlambat.

Saat ini untuk penyelamatan tanaman padi yang berpotensi puso seluas 6.350 hektare, Banun dan Wakil Bupati Indramayu meminta BBWS Cimanuk Cisanggarung untuj mengaliri air sawah di tiga kecamatan terdampak selama 7 hari tanpa gilir giring.

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018