Bandung (Antaranews Jabar) - Institut Pertanian Bogor (IPB) membangun Kampus Pendidikan di luar Domisili (PDD)/Program Studi Di Luar Kampus Utama (PSDKU) IPB Sukabumi, di Jalan Sarasa, Cibeureum, Kota Sukabumi, pembangunan Kampus IPB di Sukabumi tersebut diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher).
"Alhamdulillah kita bersyukur kemarin, saya meresmikan pencanangan untuk pembangunan Kampus IPB Sukabumi. Kemudian lahan maupun nilai untuk pengembangan kampus berasal dari APBD Provinsi Jawa Barat," kata Gubernur Aher, di Bandung, Senin.
Dia menuturkan hal tersebut merupakan kerjasama yang baik antara Pemerintah Provinsi dengan Kampus IPB.
Adapun melalui APBD, Pemprov Jabar pada tahun ini menggelontorkan dana Rp86 miliar untuk IPB. Terbagi untuk pembangunan gedung di Sukabumi ini sebesar Rp61 miliar, dan sisanya untuk pembangunan Auditorium di Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB.
"Insya Allah benar-benar tahun depan masih ada kerjasama. Saya juga berharap Pak Rektor dapat melobi Pemerintah Pusat supaya dibantu juga dengan APBN," kata Aher.
Aher menambahkan, dibangunnya kampus ini, menandakan semakin luas upaya pihaknya dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal bagi masa depan bangsa yang lebih gemilang.
Adapun saat ini, IPB di Sukabumi telah menampung sekitar 600 mahasiswa. Dengan dibangunnya kampus PDD/PSDKU ini, ditargetkan tahun 2019 bisa menampung sekitar 1.080 mahasiswa.
"Bulan Desember, pembangunan tahap sekarang diharapkan selesai, sehingga 2019 bisa mulai dipakai," jelasnya.
Disamping itu, Aher menceritakan bahwa jumlah mahasiswa asal Sukabumi di IPB Sukabumi, baru 30 persen dan ke depan, dengan semakin diperbanyaknya kuota mahasiswa, lewat gedung perkuliahan baru yang dibangun diharapkan partisipasi warga Sukabumi untuk mengenyam pendidikan tinggi bisa mencapai 50 persen lebih, dari keseluruhan jumlah mahasiswa pada sebuah kampus.
"Maka tugas para Kepala Sekolah untuk melakukan sosialisasi," kata Aher.
Adapun jurusan vokasional, dipilih di Kampus IPB Sukabumi ini. Karena kata Aher, IPB hadir dilandasi keinginan masa depan yang berkemajuan. Sementara tidak ada kemajuan tanpa lembaga pendidikan.
"Disini hadir prodi yang sesuai tuntunan milenial," katanya.
Adapun kekhawatiran terkait Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi yang rendah di Jawa Barat. Itu karena sejumlah kampus `world class` di Jawa Barat seperti UNPAD, IPB, ITB, dan UI banyak diburu mahasiswa se-Indonesia, atau direbutkan orang banyak.
Menanggapi hal tersebut, Aher mengaku pihaknya mengupayakan tindakan afirmasi. Dua hal yang diupayakan yakni, menyediakan kuota khsusus bagi para pelajar Jawa Barat. Kedua, menambah kampus-kampus baru, dengan membangun gedung baru maupun `menegerikan` kampus Swasta.
"Kita selalu berupaya memperluas, melebarkan daya tampung, untuk meningkatkan angka partisipasi perguruan tinggi di Jabar," kata Aher.
Namun bukan sekedar meningkatkan APK, hadirnya daya tampung pendidikan memiliki tujuan jangka panjang untuk mensejahterakan masyarakat. Oleh karenanya, Aher meyakini bahwa tidak ada suatu kemajuan tanpa hadirnya pendidikan.
"Bukan semata-mata APK, tapi di masa depan lewat pendidikan akan mensejahteraan masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Alhamdulillah kita bersyukur kemarin, saya meresmikan pencanangan untuk pembangunan Kampus IPB Sukabumi. Kemudian lahan maupun nilai untuk pengembangan kampus berasal dari APBD Provinsi Jawa Barat," kata Gubernur Aher, di Bandung, Senin.
Dia menuturkan hal tersebut merupakan kerjasama yang baik antara Pemerintah Provinsi dengan Kampus IPB.
Adapun melalui APBD, Pemprov Jabar pada tahun ini menggelontorkan dana Rp86 miliar untuk IPB. Terbagi untuk pembangunan gedung di Sukabumi ini sebesar Rp61 miliar, dan sisanya untuk pembangunan Auditorium di Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB.
"Insya Allah benar-benar tahun depan masih ada kerjasama. Saya juga berharap Pak Rektor dapat melobi Pemerintah Pusat supaya dibantu juga dengan APBN," kata Aher.
Aher menambahkan, dibangunnya kampus ini, menandakan semakin luas upaya pihaknya dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal bagi masa depan bangsa yang lebih gemilang.
Adapun saat ini, IPB di Sukabumi telah menampung sekitar 600 mahasiswa. Dengan dibangunnya kampus PDD/PSDKU ini, ditargetkan tahun 2019 bisa menampung sekitar 1.080 mahasiswa.
"Bulan Desember, pembangunan tahap sekarang diharapkan selesai, sehingga 2019 bisa mulai dipakai," jelasnya.
Disamping itu, Aher menceritakan bahwa jumlah mahasiswa asal Sukabumi di IPB Sukabumi, baru 30 persen dan ke depan, dengan semakin diperbanyaknya kuota mahasiswa, lewat gedung perkuliahan baru yang dibangun diharapkan partisipasi warga Sukabumi untuk mengenyam pendidikan tinggi bisa mencapai 50 persen lebih, dari keseluruhan jumlah mahasiswa pada sebuah kampus.
"Maka tugas para Kepala Sekolah untuk melakukan sosialisasi," kata Aher.
Adapun jurusan vokasional, dipilih di Kampus IPB Sukabumi ini. Karena kata Aher, IPB hadir dilandasi keinginan masa depan yang berkemajuan. Sementara tidak ada kemajuan tanpa lembaga pendidikan.
"Disini hadir prodi yang sesuai tuntunan milenial," katanya.
Adapun kekhawatiran terkait Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi yang rendah di Jawa Barat. Itu karena sejumlah kampus `world class` di Jawa Barat seperti UNPAD, IPB, ITB, dan UI banyak diburu mahasiswa se-Indonesia, atau direbutkan orang banyak.
Menanggapi hal tersebut, Aher mengaku pihaknya mengupayakan tindakan afirmasi. Dua hal yang diupayakan yakni, menyediakan kuota khsusus bagi para pelajar Jawa Barat. Kedua, menambah kampus-kampus baru, dengan membangun gedung baru maupun `menegerikan` kampus Swasta.
"Kita selalu berupaya memperluas, melebarkan daya tampung, untuk meningkatkan angka partisipasi perguruan tinggi di Jabar," kata Aher.
Namun bukan sekedar meningkatkan APK, hadirnya daya tampung pendidikan memiliki tujuan jangka panjang untuk mensejahterakan masyarakat. Oleh karenanya, Aher meyakini bahwa tidak ada suatu kemajuan tanpa hadirnya pendidikan.
"Bukan semata-mata APK, tapi di masa depan lewat pendidikan akan mensejahteraan masyarakat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018