Bandung (Antaranews Jabar) - Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung akan mengalihkan para pemudik untuk masuk jalur alternatif Cijapati, Kabupaten Bandung, apabila kondisi di Tol Cileunyi terjadi kemacetan parah.
"Kalau misalkan kemacetan cukup signifikan di pintu Tol Cileunyi, kendaraan akan dialihkan keluar kilometer 149. Kendaraan akan diarahkan ke Sapan melintas Majalaya menuju Cijapati," ujar Wakil Komandan Pos Induk Nagreg Dishub Kabupaten Bandung, Ruddy Heriyadi, di Nagreg, Kabupaten Bandung, Sabtu.
Ruddy mengatakan, pengalihan arus ini merupakan skema rekayasa yang baru diterapkan pada tahun ini. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan di Cileunyi yang berujung pada kelancaran lalu lintas di Nagreg.
"Sehingga tidak ada antrean yang cukup berarti di Nagreg maupun di arah Kadungora, semua dibuang ke Cijapati," kata dia.
Ia menjelaskan pada tahun lalu, semua jalur mudik selatan Jabar berpusat di Cileunyi tanpa adanya alternatif jalur lain yang memadai. Semua kendaraan tumpah ruah di Cileunyi hingga membuat kemacetan dapat mencapai berkilo-kilometer.
Berkaca pada hal tersebut, maka petugas telah mempersiapkan jalur alternatif dengan memperbaiki kondisi jalan, rambu-rambu, serta memperbanyak lampu penerangan.
"Tahun kemarin belum ada tol buangan ke GBLA (Gelora Bandung Lautan Api). Macet Cileunyi dipaksakan, berapapun panjang antrean malahan dibuangnya setelah Parakan Muncang dulu di Cicalengka. Sekarang ke Sapan, jalan baru Majalaya, Cikacung, dan Cijapati," katanya.
Meski begitu, kata dia, pemudik perlu berhati-hati apabila melalui jalur Cijapati, pasalnya, memiliki kondisi jalan berkelok dan diapit tebing curam.
Tak hanya di Cijapati, jalur alternatif lainnya seperti Jalur Ibun-Cukangmonteng punya karakteristik jalan yang cukup terjal. Untuk itu, Dishub menerapkan aturan terhadap kendaraan roda dua agar berhenti dan memeriksa rem terlebih dahulu sebelum melintas di tanjakan Cukangmonteng.
"Ibun-Cukangmonteng yang menuju Kamojang jalannya cukup bagus. Tapi tingkat fatalitasnya cukup tinggi, karena di sana turunan dan tanjakan cukup tajam. Bahkan kita ada SOP (standar operasional prosedur) kendaraan yang menuju Bandung khususnya sepeda motor wajib berhenti untuk mengencangkan dan mendinginkan rem," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Kalau misalkan kemacetan cukup signifikan di pintu Tol Cileunyi, kendaraan akan dialihkan keluar kilometer 149. Kendaraan akan diarahkan ke Sapan melintas Majalaya menuju Cijapati," ujar Wakil Komandan Pos Induk Nagreg Dishub Kabupaten Bandung, Ruddy Heriyadi, di Nagreg, Kabupaten Bandung, Sabtu.
Ruddy mengatakan, pengalihan arus ini merupakan skema rekayasa yang baru diterapkan pada tahun ini. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemacetan di Cileunyi yang berujung pada kelancaran lalu lintas di Nagreg.
"Sehingga tidak ada antrean yang cukup berarti di Nagreg maupun di arah Kadungora, semua dibuang ke Cijapati," kata dia.
Ia menjelaskan pada tahun lalu, semua jalur mudik selatan Jabar berpusat di Cileunyi tanpa adanya alternatif jalur lain yang memadai. Semua kendaraan tumpah ruah di Cileunyi hingga membuat kemacetan dapat mencapai berkilo-kilometer.
Berkaca pada hal tersebut, maka petugas telah mempersiapkan jalur alternatif dengan memperbaiki kondisi jalan, rambu-rambu, serta memperbanyak lampu penerangan.
"Tahun kemarin belum ada tol buangan ke GBLA (Gelora Bandung Lautan Api). Macet Cileunyi dipaksakan, berapapun panjang antrean malahan dibuangnya setelah Parakan Muncang dulu di Cicalengka. Sekarang ke Sapan, jalan baru Majalaya, Cikacung, dan Cijapati," katanya.
Meski begitu, kata dia, pemudik perlu berhati-hati apabila melalui jalur Cijapati, pasalnya, memiliki kondisi jalan berkelok dan diapit tebing curam.
Tak hanya di Cijapati, jalur alternatif lainnya seperti Jalur Ibun-Cukangmonteng punya karakteristik jalan yang cukup terjal. Untuk itu, Dishub menerapkan aturan terhadap kendaraan roda dua agar berhenti dan memeriksa rem terlebih dahulu sebelum melintas di tanjakan Cukangmonteng.
"Ibun-Cukangmonteng yang menuju Kamojang jalannya cukup bagus. Tapi tingkat fatalitasnya cukup tinggi, karena di sana turunan dan tanjakan cukup tajam. Bahkan kita ada SOP (standar operasional prosedur) kendaraan yang menuju Bandung khususnya sepeda motor wajib berhenti untuk mengencangkan dan mendinginkan rem," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018