Bandung (Antaranews Jabar) - Mantan Pimpinan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Tb Hasanuddin atau Kang Hasan mengatakan peristiwa bom yang terjadi di tiga lokasi gereja di Kota Surabaya, Jawa Timur, adalah tindakan yang maha zalim dan sangat keji.

"Saya sampaikan duka dan berbelasungkawa atas jatuhnya korban dalam peristiwa bom bunuh diri di Surabaya, Minggu pagi tadi. Menyerang, menghabisi nyawa manusia yang tak berdosa adalah tindakan yang maha dzalim yang harus kita hentikan," kata Kang Hasan di Bandung, Minggu.

Purnawirawan jenderal bintang dua Angkatan Darat ini menilai tindakan biadab kelompok radikalisme itu sudah melampaui nalar kemanusiaan yang seharusnya tidak terjadi dibelahan manapun di dunia, termasuk di Indonesia.

Kang Hasan menambahkan aksi teroris itu adalah tindakan biadab yang ditujukan untuk menakuti masyarakat dan merongrong wibawa dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Terlebih peristiwa tersebut terjadi tak lama dengan peristiwa di Mako Brimob, karena itu hendaknya negara segera melakukan tindakan tegas dan memberangus kelompok-kelompok teror sampai akar-akarnya.

Radikalisme yang melahirkan teror itu tidak boleh hidup di Bumi Indonesia. Negara harus menggunakan seluruh kekuatan dalam rangka menumpas aksi aksi teror itu.

Pria yang saat ini maju sebagai Calon Gubernur Jawa Barat itu menyerukan agar masyarakat bersatu melawan ancaman teror yang terus diproduksi kelompok kelompok ekstrimis.

Karena sejatinya persoalan teror bukan hanya tugas pemerintah, tapi seluruh komponen masyarakat harus memberikan perlawanan untuk kenyamanan dan ketertiban bersama.

Pemimpin, tokoh masyarakat di daerah, Gubernur, Bupati, Camat, Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) perlu membuat aksi nyata pencegahan. Khususnya RT dan RW agar bekerja sama dengan aparat hukum mengidentifikasi kegiatan kegiatan kelompok radikal.

"Kita tak boleh gentar. Ini bukan hanya tugas polisi. Kita harus bahu membahu melawan teror," ujar Kang Hasan, menegaskan.



 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018