Bandung (Antaranews Jabar) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur mengapresiasi Museum Gedung Sate Bandung yang dinilai sebagai karya perpaduan antara seni, sejarah, dan keilmuan lainnya.

"Jadi sekali lagi saya memberikan apresiasi luar biasa. Saya sangat mengapresiasi, khususnya kepada Pak Gubernur Jabar yang memberikan peluang kepada keilmuan, bisa mengimplementasikan, dan bisa kita lihat hari ini," kata Asman Abnur usai berkeliling Museum Gedung Sate Bandung, Selasa.

Didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Sekda Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa, Menpan RB berkeliling Museum Gedung Sate yang terletak lantai basement atau timur Kantor Gubernur/Wakil Gubernur Jabar tersebut sekitar setengah jam.

Museum Gedung Sate yang diresmikan pada 10 Desember 2017 tersebut, kata Menpan RB, sebuah karya inovasi yang memadukan nilai sejarah, arsitektur dan keilmuan lainnya.

"Ini saya anggap sebuah hal yang luar biasa dan karya besar yang saya anggap bisa memberikan pelajaran buat bangsa ini bahwa kalau kita mau membuat sesuatu yang baru untuk bangsa ini ternyata kita bisa," kata dia.

Pihaknya berharap, keberadaan Museum Gedung Sate tersebut bisa dicontoh oleh pemda lainnya di Indonesia dalam hal inovasi yang menggabungkan nilai sejarah dan arsitektur.

"Ini adalah sesuatu yang harus bisa ditularkan ke daerah lain. Jadi saya rasa ini akan jadi inspirasi bagi daerah lain. Sekali lagi saya memberikan apresiasi luar biasa dan mudah mudahan ini bisa menjadi sebuah model di pemda lain. Jadi mudah-mudahan ini jadi pahala bagi pak gubernur agar bisa menularkan bagi daerah lain," kata dia.

Museum Gedung Sate yang terletak di bagian timur Gedung Sate ini dan mendapatkan pengalaman sarat sejarah dengan sentuhan teknologi digital.?

Kepala Bagian Publikasi Setda Jabar Ade Sukalsah mengatakan museum yang memiliki luas 500 meter persegi ini digratiskan untuk umum hingga akhir Desember 2017 dan untuk harga tiket masuk di bulan berikutnya berkisar Rp5000.

"Untuk waktu operasional pukul 10.00 WIB-16.00 WIB. Buka tiap hari, Senin libur," kata Ade Sukalsah.

Museum ini berkonsep membahas soal arsitektur Gedung Sate sebagai gedung terindah di dunia dan sejarah yang menyertainya.?

Memiliki tiga segmen yakni Segmen pertama ialah prolog, segmen kedua ialah eksplorasi dan ketiga segmen ketiga ialah kontemplasi.?

Ketua Tim Museum Gedung Sate, Ade Garnandi mengatakan museum ini dibangun karena Gedung Sate adalah lambang di Jawa Barat yang memiliki nilai historis tinggi.?

"Ada nilai-nilai perjuangan di dalam sini, bahkan ada yang sampai mengorbankan jiwa raga melindungi statusnya sebagai milik bangsa Indonesia," katanya.?

Garnadi mengatakan, Museum ini dirancang dari dua tahun. Pencarian informasi (riset) dilakukan sampai ke Belanda dan beberapa museum perpustakaan di sana.

Pembangunan fisik museum yang berada di lantai dasar Gedung Sate ini memerlukan waktu lima bulan dengan penyelesaian konten museum dilakukan sekira 3,5 bulan.

Tim Konten Museum Gedung Sate harus terbang ke Belanda, karena Gedung Sate dibuat pada era kolonial, sehingga perlu meriset sejarah dari negara asal arsiteknya.

Walaupun bertemakan sejarah, pengunjung akan merasakan sensasi teknologi yang interaktif saat menggali informasi dari museum ini. Teknologi seperti layar sentuh yang menyajikan informasi melalui grafis menarik menjadi daya tarik atraksi Museum Gedung Sate.

Pengunjung juga dapat mencoba kacamata virtual reality yang membuat pengunjung seolah-olah menaiki balon udara mengelilingi area sekitar Gedung Sate.?Ada juga ruangan yang membuat pengunjung seolah-olah terlibat pada pengerjaan Gedung Sate, dengan teknologi augmented reality.

Pewarta:

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018