Antaranews Jabar - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menambah ruang isolasi khusus penderita difteri, seiring dengan melonjaknya pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.

"Dulu tahun lalu kita tidak perlu menyiapkan ruang khusus, cukup dengan ruang isolasi kita. Tapi sekarang dengan jumlah pasien 17. Kita ga bisa nampung akhirnya kita buka ruang khusus," ujar Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Hasan Sadikin, Nucky Nursjamsi di RSHS, Kamis.

Nucky mengatakan, sebelum melonjaknya jumlah pasien difteri serta telah dinyatakannya sebagai kejadian luar biasa (KLB), RSHS memiliki ruang isolasi yang mampu menampung 8 hingga 10 pasien.

Akan tetapi, pasien yang masuk ke RSHS terus bertambah sejak awal Desember 2017. Hal ini membuat pihak RSHS terpaksa menambah ruang isolasi khusus agar dapat menangani pasien secara intensif.

"Kita ga bisa nampung akhirnya kita buka ruang khusus. Ruangan kita mobilisir pasien yang lama, di situ kita lokalisir khusus untuk pasien-pasien difteri," kata dia.

Ia menjelaskan, ruang isolasi khusus difteri berbeda dengan ruang isolasi pada umumnya. Salah satu yang membedakannya yakni minimnya kontak dengan manusia. Hanya dokter dan perawat khusus yang dapat masuk ke ruang tersebut.

Sementara bagi keluarga pasien yang menjenguk terpaksa dibatasi dan harus melewati berbagai prosedur agar tidak tertular difteri.

"Kami batasi. Kemudian kita harus edukasi mereka bagaimana komunikasi dengan penderita. Harus pakai masker, cuci tangan, sesudah sebelum (menjenguk)," kata dia. 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017