antarajabar - Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, Jawa Barat, menilai meskipun cuaca ekstrem tidak akan mengurangi hasil produksi pertanian padi meskipun banyak tanaman padi rebah.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, Mamad Nano, pada wartawan Kamis, mengatakan, meskipun angin kencang, panen petani tidak akan terganggu, termasuk dengan kondisi padi banyak yang rebah.

"Hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan, selama sudah berbuah. Kecuali tanamannya rebah saat proses pembuahan. Kalau padi sudah berbuah, tinggal disiasati dengan mengurangi debit air ke sawah," katanya.

Pihaknya optimis target luas panen sebanyak 102 ribu hektar di Cianjur, dapat tercapai. Namun pihaknya belum bisa memastikan jumlah capaian karena panen baru bisa dilakukan Maret.

"Sekarang masa tanam Oktober sampai Maret, nanti bisa terlihat capaiannya. Kami optimis bisa tercapai, apalagi riwayatnya setiap tahun Cianjur, selalu surplus," katanya.

Sementara petani di Kecamatan Gekbrong, merasa khawatir akan merugi karena hasil produksi menurun pada musim tanam kali ini. Banyak tanaman padi yang sudah mulai berisi rebah atau ambruk, sehingga akan berdampak pada kualitas gabah.

"Gabah akan busuk, sehingga harganya akan jatuh, kalau sudah begini, petani dipastikan akan merugi. Sebagian besar tanaman padi petani di wilayah kami rebah akibat diterjang angin disertai hujan," kata Cece (30) seorang petani di Desa Cikancana, Gekbrong.

Dia menjelaskan, tanaman padi miliknya rebah diterjang angin. Kondisi tersebut membuat tanaman padi yang sudah siap panen menjadi rusak."Kami tidak bisa berbuat banyak, harapan kami hasil panen kali ini, tetap maksimal," katanya.

Pewarta:

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017