antarajabar - Lima guru di Jawa Barat menerima anugerah dalam ajang Guru Inspiratif Jawa Barat Een Sukaesih Award (ESA) 2017, ajang apresiasi untuk para guru atau tenaga pendidik yang kedua kalinya ini digelar di Aula Barat Gedung Sate Bandung, pada Rabu malam (29/11/17).
Kelima penerima penghargaan tersebut, diantaranya 1. Kategori Pendidikan Nonformal: Nenden Marliah, Paud UMMI (Kabupaten Garut),
2. Kategori TK: Lia Yulianingrum, TKA Plus Al-Lukman (Kabupaten Majalengka), 3. Kategori SD/MI/SDLB: R. Histato Dayanto Kobasah, SDN Dewi Sartika (Kota Sukabumi), 4. Kategori SMP/MTS/SMPLB: Mardiah, SMPN 3 Padalarang (Kabupaten Bandung Barat) dan 5. Kategori SMA/SMK/MA/SMALB: Endang Yuli Purwati, SMAN 4 (Kota Bandung).
Ajang Een Sukaesih Award pertama kali digagas oleh harian Inilah Koran pada 2015 lalu dan tahun ini Inilah Koran dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan mempersembahkan ESA 2017 dengan sponsor utama Bank BJB.
Een Sukaesih, seorang tenaga pendidik asal Kabupaten Sumedang telah menjadi inspirator bagi para guru atau tenaga pedidik di Jawa Barat.
Meskipun menderita lumpuh dan hanya bisa berbaring di tempat tidur tidak menyurutkan semangat Wa Een panggilan akrab Ees Sukaesih, dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya hingga ajal menjemput.
Melalui ESA 2017 ini, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) pun mengatakan telah lahir para pejuang pendidikan atau Een Sukaesih lain yang layak mendapat apresiasi dan ia ingin nilai kebaikan yang dimiliki Een tidak hilang begitu saja.
"Kami ingin nilai kebaikan yang dikenal luas dan dimiliki oleh Bu Een Sukaesih itu tidak ditinggalkan begitu saja, hidup tanpa dipelihara. Kami ingin hidup terus menerus dan menggema di kehidupan pendidikan di Indonesia. Khususnya di masyarakat Jawa Barat," kata Aher ditemui usai acara Malam Anugerah Guru Inspiratif Jawa Barat ESA 2017.
"Para pemenang ESA 2017 ini hebat-hebat. Ini inspiring bagi yang lain. Dan Een Sukaesih berikutnya sudah muncul. Saya kira para juara ini adalah Een Sukaesih yang lainnya," lanjutnya.
Aher menambahkan bahwa belajar atau mengajar saat ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan dukungan teknologi.
Namun, kata Aher urusan?figure, ketokohan, dan teladan kepemimpinan diperlukan sosok yang bisa menjadi contoh bagi generasi berikutnya, yaitu sang guru.
"Saya tekankan bahwa yang namanya transfer knowledge bisa tanpa orang, transfer skill bisa tanpa orang meskipun tidak sempurna. Tapi transfer value, nilai-nilai kehidupan dan nilai luhur rasanya sulit kalau tanpa guru. Oleh karena itu, sosok guru sebagai teladan kehidupan disamping dia (guru) mentransfer pengetahun dan skill-nya tapi juga transfer nilai itu yang tidak bisa tergantikan," ujar dia.
Ia berpesan kepada para guru dalam menghadapi tantangan generasi milenial saat ini dan guru atau tenaga pendidik harus mampu menyesuaikan diri dengan tuntuan zaman.
Selain meningkatkan kapasitas dan ilmu pengetahuannya, guru mesti mampu memahami zaman dengan baik, serta bisa menghadirkan kepribadian yang tahan dalam menghadapi perubahan zaman.
"Saya kira kalau guru tangguh seperti itu apapun zaman perubahannya, zaman now diikuti, zaman now now berikutnya diikuti, zaman new now berikutnya bisa diikuti. Tidak akan persoalan saya kira," kata Aher.
Untuk itu, Aher mengungkapkan bahwa guru mutlak diperlukan khususnya dalam dunia pendidikan dan tidak mungkin pengetahuan akan sampai kepada murid dengan saksama dan melalui hati yang tulus tanpa hadirnya seorang guru.
"Mari kita maknai ESA 2017 ini menjadi pemaknaan yang sangat mendalam bahwa pendidikan membangun masa depan umat manusia. Pantas para pakar menyatakan bahwa tidak mungkin ada peradaban yang utuh tanpa kehadiran guru, tidak mungkin ada peradaban yang mencakup peradaban rohani dan materi sekaligus tanpa hadirnya seorang guru," kata Aher.
Para penerima penghargaan ESA 2017 mendapat Piagam Penghargaan dan Uang?Kadeudeuh?masing-masing sebesar Rp20 juta.
Selain itu, secara simbolis Aher juga memberikan Uang Pembinaan kepada Yayasan Rumah Pintar Een Sukaesih sebesar Rp50 juta dan tidak hanya pemenang, para guru atau tenaga pendidik nominator ESA 2017 sebanyak 27 orang mendapat hadiah uang masing-masing Rp2,5 juta dalam bentuk Tabungan BJB Cinta Guru.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
Kelima penerima penghargaan tersebut, diantaranya 1. Kategori Pendidikan Nonformal: Nenden Marliah, Paud UMMI (Kabupaten Garut),
2. Kategori TK: Lia Yulianingrum, TKA Plus Al-Lukman (Kabupaten Majalengka), 3. Kategori SD/MI/SDLB: R. Histato Dayanto Kobasah, SDN Dewi Sartika (Kota Sukabumi), 4. Kategori SMP/MTS/SMPLB: Mardiah, SMPN 3 Padalarang (Kabupaten Bandung Barat) dan 5. Kategori SMA/SMK/MA/SMALB: Endang Yuli Purwati, SMAN 4 (Kota Bandung).
Ajang Een Sukaesih Award pertama kali digagas oleh harian Inilah Koran pada 2015 lalu dan tahun ini Inilah Koran dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan mempersembahkan ESA 2017 dengan sponsor utama Bank BJB.
Een Sukaesih, seorang tenaga pendidik asal Kabupaten Sumedang telah menjadi inspirator bagi para guru atau tenaga pedidik di Jawa Barat.
Meskipun menderita lumpuh dan hanya bisa berbaring di tempat tidur tidak menyurutkan semangat Wa Een panggilan akrab Ees Sukaesih, dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya hingga ajal menjemput.
Melalui ESA 2017 ini, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) pun mengatakan telah lahir para pejuang pendidikan atau Een Sukaesih lain yang layak mendapat apresiasi dan ia ingin nilai kebaikan yang dimiliki Een tidak hilang begitu saja.
"Kami ingin nilai kebaikan yang dikenal luas dan dimiliki oleh Bu Een Sukaesih itu tidak ditinggalkan begitu saja, hidup tanpa dipelihara. Kami ingin hidup terus menerus dan menggema di kehidupan pendidikan di Indonesia. Khususnya di masyarakat Jawa Barat," kata Aher ditemui usai acara Malam Anugerah Guru Inspiratif Jawa Barat ESA 2017.
"Para pemenang ESA 2017 ini hebat-hebat. Ini inspiring bagi yang lain. Dan Een Sukaesih berikutnya sudah muncul. Saya kira para juara ini adalah Een Sukaesih yang lainnya," lanjutnya.
Aher menambahkan bahwa belajar atau mengajar saat ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dengan dukungan teknologi.
Namun, kata Aher urusan?figure, ketokohan, dan teladan kepemimpinan diperlukan sosok yang bisa menjadi contoh bagi generasi berikutnya, yaitu sang guru.
"Saya tekankan bahwa yang namanya transfer knowledge bisa tanpa orang, transfer skill bisa tanpa orang meskipun tidak sempurna. Tapi transfer value, nilai-nilai kehidupan dan nilai luhur rasanya sulit kalau tanpa guru. Oleh karena itu, sosok guru sebagai teladan kehidupan disamping dia (guru) mentransfer pengetahun dan skill-nya tapi juga transfer nilai itu yang tidak bisa tergantikan," ujar dia.
Ia berpesan kepada para guru dalam menghadapi tantangan generasi milenial saat ini dan guru atau tenaga pendidik harus mampu menyesuaikan diri dengan tuntuan zaman.
Selain meningkatkan kapasitas dan ilmu pengetahuannya, guru mesti mampu memahami zaman dengan baik, serta bisa menghadirkan kepribadian yang tahan dalam menghadapi perubahan zaman.
"Saya kira kalau guru tangguh seperti itu apapun zaman perubahannya, zaman now diikuti, zaman now now berikutnya diikuti, zaman new now berikutnya bisa diikuti. Tidak akan persoalan saya kira," kata Aher.
Untuk itu, Aher mengungkapkan bahwa guru mutlak diperlukan khususnya dalam dunia pendidikan dan tidak mungkin pengetahuan akan sampai kepada murid dengan saksama dan melalui hati yang tulus tanpa hadirnya seorang guru.
"Mari kita maknai ESA 2017 ini menjadi pemaknaan yang sangat mendalam bahwa pendidikan membangun masa depan umat manusia. Pantas para pakar menyatakan bahwa tidak mungkin ada peradaban yang utuh tanpa kehadiran guru, tidak mungkin ada peradaban yang mencakup peradaban rohani dan materi sekaligus tanpa hadirnya seorang guru," kata Aher.
Para penerima penghargaan ESA 2017 mendapat Piagam Penghargaan dan Uang?Kadeudeuh?masing-masing sebesar Rp20 juta.
Selain itu, secara simbolis Aher juga memberikan Uang Pembinaan kepada Yayasan Rumah Pintar Een Sukaesih sebesar Rp50 juta dan tidak hanya pemenang, para guru atau tenaga pendidik nominator ESA 2017 sebanyak 27 orang mendapat hadiah uang masing-masing Rp2,5 juta dalam bentuk Tabungan BJB Cinta Guru.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017