antarajabar - Kelompok Tani Gede Lestari di Kampung Tabrik, Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Cianjur, Jawa Barat, sukses kembangkan tanaman sayuran jenis paprika yang memiliki nilai jual tinggi.

Bahkan beberapa orang anggota kelompok dapat meningkatkan penghasilannya hingga empat kali lipat dibandingkan menanam sayuran yang biasa mereka tanam selama ini seperti wortel, tomat dan sayuran jenis daun-daunan.

Jajang Supriatna (48) seorang anggota kelompok tani, di Cianjur Senin, mengatakan, sejak beralih menanam paprika yang disarankan kelompok di bawah binaan PT Danone Aqua, delapan bulan yang lalu, dia sudah bisa mengembalikan modal yang dikeluarkan hingga puluhan juta rupiah.

"Untuk panen ketiga, kami sudah dapat mengembalikan modal yang selama ini kami keluarkan. Bahkan panen untuk kesekian kalinya, kami sudah mendapatkan keuntungan empat kali lipat atau Rp7 juta per sekali panen, dibandingkan berkebun sayuran yang selama ini kami lakukan," katanya.

Dia menjelaskan, saat ini puluhan warga telah dan ingin bergabung dengan Kelompok Tani Gede Lestari karena melihat hasil perkebunan yang mereka kelola cukup menjanjikan dan memiliki pasar tersendiri.

"Sebagian besar warga di wilayah kami hidup dari hasil pertanian sayur mayur. Namun melihat hasil panen paprika yang cukup menjanjikan, membuat warga tergiur untuk bergabung dan melakukan pola tanam sehat yang diberikan bapak asuh kami dari PT Danone," katanya.

Ketua Kelompok Tani Gede Lestari, Uden Suherlan mengatakan, saat ini masih ada kendala pemasaran yang belum maksimal sehingga dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan kontrak dengan sejumlah penyuplai agar hasil panen kelompok dapat terjual maksimal.

"Saat ini hasil panen sudah ada yang menampung, namun kami sebagai kelompok belum bisa memenuhi kuota yang diberikan penyuplai besar di berbagai wilayah di Jabodetabek sehingga hasil panen belum terjual secara maksimal," katanya.

Dia menjelaskan, kuota yang diberikan belum dapat terpenuhi karena hasil panen yang tidak serempak sehingga untuk menutupi pesanan pihaknya belum bisa melakukan kontrak dengan penyuplai.

"Bertambahnya green house, membuat hasil panen mulai mendekati jumlah kuota yang diberikan, sehingga awal tahun kami akan menandatangani kontrak dengan penyuplai agar hasil panen kelompok tani dapat terserap maksimal dan tidak ada yang terbuang karena busuk," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017