antarajabar - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Deddy Mizwar meresmikan program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) di Kampung Kaca Kaca Dua RT 02 RW 03, Desa Pasirmulya, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat.

Wagub Jawa Barat mengatakan sanitasi adalah salah satu faktor penentu derajat kesehatan masyarakat sehingga pada 2015-2016 Pemprov Jawa Barat menggelontorkan anggaran hingga Rp611 miliar untuk program sanitasi.

Pria yang akrab disapa Demiz ini menuturkan kesehatan menjadi salah satu penentu kualitas kehidupan masyarakat.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Pemerintah Pusat, serta dengan bantuan dari berbagai lembaga terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, salah satunya melalui program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).

"Ini (anggaran sanitasi) yang terbesar dari seluruh provinsi di Indonesia," ujar Demiz.

"Jadi, betul-betul kesehatan ini salah satu program yang sangat diperhatikan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi, sebab kalau tidak sehat bagaimana kita bisa bekerja, bagaimana anak-anak bisa sekolah. Betapa pentingnya derajat kesehatan masyarakat ini," lanjutnya.

Ia menjelaskan anggaran tersebut telah berhasil membantu program sanitasi di berbagai desa di 18 kabupaten di seluruh Jawa Barat.

Selain itu, hingga saat ini Pemerintah Pusat dan Islamic Development Bank (IDB) juga telah mengucurkan anggaran masing-masing Rp56 miliar dan Rp26 miliar untuk program sanitasi.

"Kita harapkan ini bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Jadi, makanya kalau sudah ada ini (Sanimas) dirawat baik-baik bapak/ibu ya, supaya anak-anak kita kelak menjadi tumbuh dengan sehat, mereka (anak-anak) bisa sekolah setinggi-tingginya," ujar Demiz.

Sanimas ini tidak hanya menyediakan fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK), namun dilengkapi dengan pemipaan Instalasi Pengolahan Limbah (Ipal).

Sementara itu, Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat Bambang Rianto menjelaskan bahwa air limbah dari MCK disalurkan melalui pipa ke dalam Ipal, sehingga setelah dilakukan pemrosesan di Ipal air sisa limbah yang dialirkan ke sungai sudah bersih dengan bioda atau tingkat pencemarannya di bawah 30 miligram per liter.

"Jadi, jaringan pemipaan ini dengan pengolahannya Ipal komunal. Itu Ipal Kompak, Ipal ini temuan terbaru dari Kementerian PU (Pekerjaan Umum). Ini pengolahannya lebih baik karena disediakan sembilan kopartemen (lapisan penyaring) rumah bakteri dari botol-botol mineral dimodifikasi," kata Bambang.

"Dan (lapisan) terakhir ada kompartemen karbon aktif dari arang. Yang kita terapkan seperti itu, sehingga kita lihat efluence (hasil akhir proses Ipal) bagus, sudah bersih dan sudah memenuhi syarat," lanjut Bambang.

Dia mengatakan perlu upaya bersama dalam mewujudkan sanitasi layak, sehat, dan berkualitas.

Untuk itu, program sanitasi yang digulirkan Pemerintah saat ini berorientasi pada swadaya atau perlu keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaannya.

Program Sanimas ini pun disambut baik oleh masyarakat Desa Pasirmulya. Kepala Desa Pasirmulya Rukma Supriyadi mengatakan, bahwa sebelum ada program Sanimas ini, masyarakat di desanya khususnya di Kampung Kaca Kaca Dua ini melakukan aktifitas buang air di sungai atau dilakukan di sembarang tempat.

"Namun, setelah ada bantuan dari Pemprov Jabar, yaitu ada program Sanimas, masyarakat sekarang bisa buang air di rumah masing-masing," kata Rukma. 

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017