antarajabar - Polisi mengungkap kasus komplotan pencuri spesialis kantor pemerintahan maupun rumah dinas di wilayah Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dengan total kerugian materi mencapai Rp90 jutaan.

"Jika diuangkan, total kerugian dari semua lokasi pencurian hampir Rp90 juta," kata Kepala Polsek Leuwigoong, Ipda Iwan Soleh kepada wartawan di Garut, Kamis.

Ia menuturkan, kompolotan pencurian barang di kantor pemerintahan itu terdiri dari empat orang, tiga orang berhasil ditangkap, sedangkan pelaku lainnya masih dalam pengejaran polisi.

Mereka, kata dia, merupakan remaja bahkan ada yang dibawah umur yakni inisial CC (17), HM (15), dan WP (19) dan seorang pelaku lainnya yang menjadi pelaku utama pencurian berusia sekitar 23 tahun.

"Mereka ini masih usia muda, tapi sudah nekat melakukan pencurian," katanya.

Iwan menyampaikan, aksi kejahatannya itu sudah berlangsung sekitar satu tahun yang dilakukan secara spontanitas berdasarkan ajakan utama yang saat ini masih buron.

Mereka, lanjut dia, memiliki peran yang berbeda-beda dalam aksinya, ada yang berperan mengambil barang, ada juga mengawasi sekitar lokasi pencurian.

"Dari pengakuan para pelaku, aksi tersebut dilakukan secara spontan saat mereka berjalan-jalan," katanya.

Ia mengungkapkan, hasil pemeriksaan sementara, para pelaku pernah melakukan pencurian di rumah dinas Camat Leuwigoong dengan barang yang dicuri berupa sound system senilai Rp10 juta.

Selanjutnya melakukan aksi pencurian uang sebesar Rp43 juta di Puskesmas Karangsari, kemudian mencuri uang di kantor UPTD Dinas Pendidikan senilai Rp8 juta, dan uang di kantor UPK Leuwigoong senilai Rp1,5 juta.

Selain kantor pemerintahan, pelaku juga pernah membobol minimarket lalu membawa semua rokok dan kosmetik dengan total kerugian mencapai Rp23 juta.

"Di minimarket total kerugiannya Rp23 juta," kata Iwan.

Ia menambahkan, polisi masih mengembangkan kasus komplotan pencuri tersebut, berikut mengumpulkan barang bukti hasil curiannya.

"Semua barang curian dibawa pelaku buron, jadi kami masih kesulitan melacak jumlah pasti kerugiannya," katanya.

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017