antarajabar - Seratusan siswa MTs Miftahul Khoeriyah di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Cianjur, Jawa Barat, sudah dua bulan terakhir menumpang belajar di Pondok Pesantren Cicadas, Desa Waringinsari.

Siswa tersebut terpaksa menjalani proses belajar mengajar di luar lingkungan sekolah karena sebagian besar ruang kelas yang dimiliki rusak akibat pergerakan tanah yang terjadi melanda kawasan tersebut beberapa waktu lalu.

"Ruang kelas yang rusak lima ruang, dengan kondisi rusak berat, sehingga tidak dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Kami mengambil kebijakan relokasi KBM karena berisiko tinggi kalau dipaksakan," kata Kamaludin guru MTs saat dihubungi, Kamis.

Dia menjelaskan, saat ini ratusan siswa harus berjalan kaki sejauh 800 meter untuk tiba di tempat belajar sementara di pondok pesantren. Terlebih mereka harus rela berdesak-desakan karena siswa dari tiga kelas digabung dalam satu ruangan seadanya dan kurang memadai.

"Kami prihatin melihat siswa belajar dalam kondisi yang kurang memadai. Sayangnya sampai saat ini belum ada kejelasan dari Pemkab Cianjur, untuk pembangunan atau relokasi sekolah, sedangkan siswa harus belajar dengan nyaman, terlebih menghadapi ujian," katanya.

Dia dan puluhan guru serta ratusan siswa berharap perhatian dari dinas terkait di Pemkab Cianjur, agar sekolah baru segera dibangun."Kasihan kalau berlama-lama dengan kondisi belajar mengajar sepert ini, semoga cepat mendapat perhatian," katanya.

"Sebenarnya kami kurang nyaman belajar di sini karena belajarnya sambil duduk di lantai, ditambah harus berdesak-desakan dengan siswa kelas lain. Kami ingin segera pindah ke kelas yang lebih layak seperti kelas kami di sekolah lama," kata Abdul Siswa kelas IX.

Meskiupun kegiatan belajar mengajar menumpang di ruang yang tidak memadai, ungkap dia, siswa tetap antusias untuk terus belajar."Harapan kami mendapat perhatian dari Bupati Cianjur, untuk membantu membangun sekolah baru," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017