Antarajabar.com - Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ishlah Kabupaten Subang KH Suherman menilai sosok Daniel Muttaqien Syafiuddin tepat untuk berduet atau menjadi calon wakil gubernur mendampingi M Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat 2018.
"Kang Daniel Muttaqien bukanlah orang baru di kancah politik. Dia berpengalaman di legislatif. Jadi, Daniel itu jelas punya cukup pengalaman di dunia politik," ujar KH Suherman di Bandung, Selasa.
Daniel Muttaqien Syafiuddin telah mengantongi restu dari DPP Partai Golkar untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat 2018.
Menurutnya, sosok Daniel juga tidak bisa dilepaskan dari kiprah keluarga besarnya di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat, yang berlatar belakang pesantren dan trah ulama cukup kuat dalam diri Daniel Muttaqien Syafiuddin.
"Dan saya juga tahu Kang Daniel itu cicit dari KH Abdul Manan, seorang ulama besar di wilayah Pantura, ia juga menjadi bagian dari keluarga besar ulama Sukaratu (Indramayu)," kata dia.
Sehingga, lanjut dia, banyak kalangan ulama dan pesantren yang mengharapkan sosok pemimpin masyarakat yang lekat dan harmonis dengan agama dan ulama.
Ia menuturkan sosok Daniel Muttaqien juga cukup berpengaruh di wilayah Pantura yang mencakup Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Cirebon, Majalengka, dan Kuningan termasuk Kabupaen Sumedang.
"Kang Emil memang tidak diragukan di wilayah tengah dan pusat Jawa Barat, maka sangat tepat jika disandingkan dengan Daniel Muttaqien Syafiuddin yang cukup berpengaruh di wilayah utara," kata dia.
Terlebih, lanjut dia, Daniel juga banyak didukung partai politik, terutama Partai Nasional Demokrat, Hanura, dan PKB.
"Jadi Insha Allah tidak akan banyak hambatan untuk Pilgub Jabar. keadaan Indramayu sendiri yang lebih baik, kini dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat," kata dia.
Menurut dia, hal itu tidak dapat dilepaskan dari peran keluarga besar Daniel Muttaqien Syafiuddin, di mana keadaan daerah ini sebelumnya sangat tertinggal, baik dari sisi sosial, ekonomi, budaya termasuk infrastruktur.
"Sebelumnya Indramayu identik dengan tawuran, tertinggal, dan sejumlah stigma negatif lainnya. Tapi sekarang semuanya sudah jauh lebih baik, infrastruktur dibangun sampai ke desa-desa, bahkan jadi percontohan bagi daerah sekitarnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Kang Daniel Muttaqien bukanlah orang baru di kancah politik. Dia berpengalaman di legislatif. Jadi, Daniel itu jelas punya cukup pengalaman di dunia politik," ujar KH Suherman di Bandung, Selasa.
Daniel Muttaqien Syafiuddin telah mengantongi restu dari DPP Partai Golkar untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilgub Jawa Barat 2018.
Menurutnya, sosok Daniel juga tidak bisa dilepaskan dari kiprah keluarga besarnya di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Barat, yang berlatar belakang pesantren dan trah ulama cukup kuat dalam diri Daniel Muttaqien Syafiuddin.
"Dan saya juga tahu Kang Daniel itu cicit dari KH Abdul Manan, seorang ulama besar di wilayah Pantura, ia juga menjadi bagian dari keluarga besar ulama Sukaratu (Indramayu)," kata dia.
Sehingga, lanjut dia, banyak kalangan ulama dan pesantren yang mengharapkan sosok pemimpin masyarakat yang lekat dan harmonis dengan agama dan ulama.
Ia menuturkan sosok Daniel Muttaqien juga cukup berpengaruh di wilayah Pantura yang mencakup Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Cirebon, Majalengka, dan Kuningan termasuk Kabupaen Sumedang.
"Kang Emil memang tidak diragukan di wilayah tengah dan pusat Jawa Barat, maka sangat tepat jika disandingkan dengan Daniel Muttaqien Syafiuddin yang cukup berpengaruh di wilayah utara," kata dia.
Terlebih, lanjut dia, Daniel juga banyak didukung partai politik, terutama Partai Nasional Demokrat, Hanura, dan PKB.
"Jadi Insha Allah tidak akan banyak hambatan untuk Pilgub Jabar. keadaan Indramayu sendiri yang lebih baik, kini dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat," kata dia.
Menurut dia, hal itu tidak dapat dilepaskan dari peran keluarga besar Daniel Muttaqien Syafiuddin, di mana keadaan daerah ini sebelumnya sangat tertinggal, baik dari sisi sosial, ekonomi, budaya termasuk infrastruktur.
"Sebelumnya Indramayu identik dengan tawuran, tertinggal, dan sejumlah stigma negatif lainnya. Tapi sekarang semuanya sudah jauh lebih baik, infrastruktur dibangun sampai ke desa-desa, bahkan jadi percontohan bagi daerah sekitarnya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017