Antarajabar.com - Harga bahan baku rotan terus naik, mengakibatkan beberapa perajin rotan rumahan yang berada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, terpaksa membuat kerajinan mereka dengan sisa dari pabrik besar.

"Bahan bakunya naik sulit juga dicari, jadi saya terpaksa menggunakan bahan dari sisaan pabrik, namun tetap dilihat kualitasnya," kata seorang perajin rotan rumahan asal Tegalwangi Kabupaten Cirebon, Hendi di Cirebon, Jumat.

Menurutnya kenaikan bahan baku, juga membuat bahan susah dicari, kalaupun ada itu tidak seperti biasa, untuk sekarang kata Hendi bahan baku naik kisaran Rp 2.000-5.000 per kilogramnya.

Hendi mengatakan saat ini bahan baku rotan untuk jenis rotan asalan Rp 12.000 per kilogram, padahal, sebelumnya harga rotan asalan itu Rp 7.000 per kilogramnya pada bulan Oktober ini. 

Selain rotan asalan, rotan lesio atau rotan murni juga terjadi kenaikan harga, sebelumnya harga rotan murni Rp 17.500 per kilogramnya, sekarang sampai Rp 22.000 per kilogramnya.

"Meskipun bahan baku naik, tapi harga jual produk kerajinan rotan masih biasa tidak ada kenaikan," tuturnya.

Sementara itu perajin lain, Sobari mengatakan dengan kenaikan bahan baku dan tidak stabilnya harga rotan membuat ia memilih menggunakan bahan sintetis, karena kata dia bahan sintetis lebih mudah dan murah.

"Mudah didapatkan kalau sintetis, harganya juga tidak kalah dengan rotan, makanya sekarang produk kami lebih didominasi bahan sintetis ketimbang rotannya sendiri," katanya.

Kenaikan bahan baku rotan kerap terjadi terutama ketika musim yang kurang baik dan untuk sekarang ini para perajin tidak mengetahui persia kenaikan bahan baku itu.

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017