Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melakukan pembenahan jalan di pelosok secara bertahap guna memudahkan akses aktivitas warga terutama kesehatan dan pendidikan sehingga tenaga kesehatan dapat dengan mudah menjangkau warga yang membutuhkan.

Bupati Kabupaten Cianjur Mohammad Wahyu Ferdian di Cianjur, Senin, mengatakan sangat mengapresiasi dedikasi tenaga kesehatan di daerah terpencil di Kecamatan Pagelaran sebagai bukti semangat pengabdian yang tinggi di tengah keterbatasan infrastruktur.

"Mereka terpaksa harus berjalan kaki dengan medan terjal hingga kiloan meter saat dibutuhkan warga di pelosok termasuk mengawal warga yang ditandu untuk sampai ke akses jalan yang dapat dilalui kendaraan sebelum sampai ke rumah sakit atau puskesmas," katanya.

Masih banyaknya infrastruktur jalan yang rusak mulai dari utara hingga selatan Cianjur, segera dibenahi secara bertahap agar pelayanan dan aktivitas terhadap masyarakat termasuk kesehatan hingga perekonomian dapat berjalan dengan baik dan cepat.

“Tenaga kesehatan di pelosok tentu perlu diberikan apresiasi lebih, agar mereka semakin semangat melayani masyarakat di daerahnya salah satunya dengan perbaikan jalan yang dapat dilalui kendaraan,” katanya.

Sementara dua orang bidan dan warga di Desa Situhiang, Kecamatan Pagelaran, terpaksa menggunakan tandu untuk membawa Masropah (25) ibu hamil yang hendak melahirkan di puskesmas karena tidak ada jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat di wilayah tersebut.

Kedua orang bidan tersebut Neuis Nur Azizah dan Habibah beserta beberapa orang warga, mengambil keputusan membawa Masropah dengan tandu karena ambulan milik puskesmas tidak dapat menembus perkampungan yang mengalami pergeseran tanah beberapa waktu lalu.

Sedangkan ibu hamil sudah mengalami pembukaan tiga, sehingga harus segera mendapat pertolongan medis secara optimal di puskesmas, pihak keluarga dan warga memutuskan untuk membuat tandu untuk dapat sampai ke puskesmas terdekat sejauh 1 kilometer.


"Setelah ditandu sejauh 1 kilometer dengan kondisi jalan rusak dan terjal baru pasien dapat dibawa ke puskesmas menggunakan ambulan, dua jam setelahnya sang ibu melahirkan bayi laki-laki dengan selamat," kata Neuis.

Dia menjelaskan kejadian pasien terpaksa ditandu untuk sampai ke pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit di wilayah tersebut, sudah kerap mereka lakukan bahkan tidak jarang persalinan dilakukan di dalam ambulan.

"Kalau melahirkan saat ditandu belum pernah, kalau menangani persalinan di dalam ambulan sudah sering, sebagian besar ibu hamil dari daerah pelosok dengan kondisi jalan rusak berat termasuk akibat bencana alam," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025