Antarajabar.com - Pemkab Cianjur, Jawa Barat, dinilai kurang mendukung keberadaan atlet difabel, meskipun prestasi mereka dapatkan sudah diakui hingga tingkat nasional.
        
Ketua National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Cianjur, Asep Hermawan, pada wartawan Minggu, mengatakan, Cianjur memiliki 36 atlet untuk cabang olahraga atletik, tenismeja, catur, bowling, futsal dan tenis lapangan.
        
Pada Perparnas yang belum lama ini digelar di Bandung, atlet Cianjur yang mewakili Jawa Barat dapat meraih emas dan perak untuk cabang tenis meja, satu perak dan perunggu untuk atletik dan dua perak untuk batminton.
        
"Meskipun banyak prestasi, hingga saat ini mereka belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah khususnya Bupati Cianjur. Beberapa kali kami mengajukan untuk audiensi Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar, baru kali ini ditanggapi, tapi bertemunya dengan Kadisparpora," katanya.
        
Dia menjelaskan, bentuk perhatian terhadap atlet difabel saat ini selain kesejahteraan, adalah mencari bibit baru sebagai penerus karena selama ini, pihaknya kesulitan mencari bibit atlet baru untuk cabang olahraga dari kaum difabel.
        
Sebagian besar orangtua yang anaknya difabel atau cacat sejak kecil, masih merasa malu anaknya diungkap ke permukaan, sehingga mereka berpikir untuk tidak menjadikan anaknya sebagai atlet.
        
"Kendalanya mereka tidak tahu, dengan kodrat begitu dipasrahkan dan merasa kasihan kalau harus latihan. Padahal tidak begitu, mereka harus menunjukan kalau anaknya dapat berprestasi," katanya.
        
Selama ini orang tua tidak melihat kalau anak mereka yang memiliki kekurangan memiliki hak yang sama dengan anak lain yang sempurna."Itu yang kami harapkan dari pemkab, agar ada sosialisasi ke setiap kecamatan, agar regenerasi atlet dapat berjalan maksimal," katanya.

    

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017