Antarajabar.com - Para sopir angkutan umum di Kota Cirebon, Jawa Barat kembali mogok beroperasi dan mereka masih menuntut agar transportatasi berbasis dalam jaringan (daring/online) agar tidak beroperasi dan ditutup di wilayah itu.
       
"Tadi saya lihat ada angkot yang beroperasi yaitu jurusan Gunungsari Plered, tapi mereka malah dihentikan oleh sesama sopir angkot," kata seorang warga Cirebon Jum di Cirebon, Rabu.
       
Dia mengatakan dengan kembali adanya mogok angkot itu menyebabkan banyak warga yang akan berpergian kebingungan, karena tidak ada transportatasi.
        
Para sopir di Kota Cirebon melakukan aksi mogok untuk hari kedua, setelah pada Selasa (15/8) mereka melakukan unjuk rasa di depan gedung Wali Kota dan DPRD.
        
Selain itu para sopir juga melakukan aksi 'sweeping' terhadap transportasi daring yang melintas di depan salah satu pusat perbelanjaan.
        
Sementara itu, seorang sopir angkot D1 Kota Cirebon Sohar dirinya bersama sopir lain mogok beroperasi, karena ingin menuntut pemerintah bisa melihat nasib mereka dan juga bisa menutup aplikasi transportasi berbasis daring.
       
Dia mengatakan setelah beroperasinya transportasi daring, baik berupa roda dua maupun roda empat, menyebabkan pendapatan mereka menurun drastis.
       
Bahkan, kata Sohar pihaknya tidak bisa lagi mendapatkan hasil, karena untuk setor saja sudah tidak cukup setelah adanya transportasi daring.
       
"Sekarang setor saja sudah tidak bisa, karena pendapatan kami terus turun," katanya.
    

Pewarta: khaerul Izan

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017