Antarajabar.com - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kabupaten Garut, Jawa Barat, membantu biaya pendidikan untuk 254 siswa dari kalangan keluarga kurang mampu sebagai bentuk kepedulian sekolah terhadap masyarakat dalam mendapatkan hak pendidikan yang lebih bagus dan layak.
"Tahun ini ada 254 orang yang kami bantu biaya pendidikannya. Kami berikan hak-hak mereka untuk dapat pendidikan di sekolah kami," kata Kepala SMKN 1 Garut, Dadang Johar kepada wartawan di Garut, Rabu.
Ia menuturkan, SMKN 1 Garut menerima siswa baru tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 864 siswa, 254 siswa di antaranya mendapatkan bantuan prgram peduli pendidikan bagi siswa yang keterbatasan dalam ekonominya.
Selain siswa baru, kata dia, SMKN 1 Garut juga terus menjalankan program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan bagi siswa kurang mampu kelas XI maupun kelas XII.
"Siswa di sekolah kami totalnya ada 2.365 siswa, untuk siswa baru kategori miskin ada 254 yang menerima bantuan, belum kelas 2 dan 3 juga ada yang dibantu," katanya.
Ia mengungkapkan, dana bagi siswa tersebut dibantu dari program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Pusat dan bantuan dari para orang tua siswa.
Sekolah, lanjut dia, mengatur sumber keuangan tersebut agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung maksimal, serta sarana dan prasarana pendidikannya memadai.
"Sekolah mengatur keuangan dengan baik, bagaimana sarana dan praktik di sekolah tersedia lengkap untuk belajar siswa," katanya.
Ia menyampaikan, biaya untuk kegiatan belajar mengajar siswa membutuhkan Rp5 juta sampai Rp7 juta per siswa, angka yang masih kecil untuk menunjang sarana dan prasarana pendidikan yang lebih memadai.
Menurut dia, adanya bantuan iuran dari para orang tua siswa sangat membantu dalam menjalankan program pendidikan yang berkualitas secara praktik maupun teori.
"Maka perlu di sini subsidi dari orang tua, karena sekolah itu milik masyarakat, negara dan orang tua siswa," katanya.
Ia berharap, pendidikan berkualitas yang diterapkan SMKN 1 Garut dapat menghasilkan lulusan atau tenaga-tenaga ahli yang profesional serta memberikan manfaat buat masyarakat, bangsa dan negara.
"Selama belajar tiga tahun itu, kami harapkan menjadi tenaga-tenaga ahli profesional, tidak hanya teori saja tetapi dibarengi dengan aplikasi-aplikasinya," kata Dadang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Tahun ini ada 254 orang yang kami bantu biaya pendidikannya. Kami berikan hak-hak mereka untuk dapat pendidikan di sekolah kami," kata Kepala SMKN 1 Garut, Dadang Johar kepada wartawan di Garut, Rabu.
Ia menuturkan, SMKN 1 Garut menerima siswa baru tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 864 siswa, 254 siswa di antaranya mendapatkan bantuan prgram peduli pendidikan bagi siswa yang keterbatasan dalam ekonominya.
Selain siswa baru, kata dia, SMKN 1 Garut juga terus menjalankan program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan bagi siswa kurang mampu kelas XI maupun kelas XII.
"Siswa di sekolah kami totalnya ada 2.365 siswa, untuk siswa baru kategori miskin ada 254 yang menerima bantuan, belum kelas 2 dan 3 juga ada yang dibantu," katanya.
Ia mengungkapkan, dana bagi siswa tersebut dibantu dari program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Pusat dan bantuan dari para orang tua siswa.
Sekolah, lanjut dia, mengatur sumber keuangan tersebut agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung maksimal, serta sarana dan prasarana pendidikannya memadai.
"Sekolah mengatur keuangan dengan baik, bagaimana sarana dan praktik di sekolah tersedia lengkap untuk belajar siswa," katanya.
Ia menyampaikan, biaya untuk kegiatan belajar mengajar siswa membutuhkan Rp5 juta sampai Rp7 juta per siswa, angka yang masih kecil untuk menunjang sarana dan prasarana pendidikan yang lebih memadai.
Menurut dia, adanya bantuan iuran dari para orang tua siswa sangat membantu dalam menjalankan program pendidikan yang berkualitas secara praktik maupun teori.
"Maka perlu di sini subsidi dari orang tua, karena sekolah itu milik masyarakat, negara dan orang tua siswa," katanya.
Ia berharap, pendidikan berkualitas yang diterapkan SMKN 1 Garut dapat menghasilkan lulusan atau tenaga-tenaga ahli yang profesional serta memberikan manfaat buat masyarakat, bangsa dan negara.
"Selama belajar tiga tahun itu, kami harapkan menjadi tenaga-tenaga ahli profesional, tidak hanya teori saja tetapi dibarengi dengan aplikasi-aplikasinya," kata Dadang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017