Antarajabar.com - Seorang kakek tiga cucu di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Yuswandi (54) mengikuti ujian sekolah setara Paket A atau setingkat Sekolah Dasar (SD) untuk mendapatkan ijazah dan pengalaman belajar.

"Mudah-mudahan kalau punya ijazah dapat mengubah nasib menjadi lebih baik," kata Yuswandi usai mengikuti ujian kesetaraan Paket A di SD Al-Amin Jalan Otista, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Senin.

Yuswandi diusianya yang telah memiliki sembilan anak dan tiga cucu itu mempunyai semangat untuk mengikuti ujian paket A agar selanjutnya dapat mengikuti ujian setara lebih tinggi lagi.

Keinginannya itu merupakan inisiatif sendiri yang ingin menunjukan perubahan nasib hidup yang lebih baik.

"Saya punya keyakinan jika pendidikan akan membuka jalan nasib yang lebih baik," katanya.

Ia menambahkan, tujuan lain mengikuti ujian yaitu untuk memberi semangat kepada anak dan cucunya bahwa pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia.

Menurut dia, tidak ada alasan terlambat untuk mendapatkan pendidikan meskipun harus mengikuti program paket kesetaraan.

"Saya berharap dengan mengikuti pendidikan ini dapat diikuti oleh anak-anak," katanya.

Ia mengisahkan, sewaktu masih anak-anak sempat menempuh pendidikan sekolah dasar hingga kelas empat, selanjutnya berhenti karena harus bekerja memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Yuswandi terpaksa bekerja menjadi buruh tani membantu ayahnya yang juga bekerja sebagai buruh tani.

"Dari dulu saya menekuni pekerjaan sebagai buruh tani, namun hasilnya seperti ini saja," katanya.

Ketua Penyelenggara Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Al-Amin, Siti Satiah mengatakan, jumlah peserta ujian kesetaraan berjumlah 30 orang.

Mereka, kata dia, datang dari berbagai pelosok daerah Garut dengan usia berbeda-beda, termasuk peserta yang sudah lanjut usia.

"Kebanyakan peserta mengikuti ujian kesetaraan SD, tapi ada juga paket B dan C," katanya.

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017