Antarajabar.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Barat melakukan berbagai upaya untuk mencegah isu suku, ras dan agama (sara) hadir di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018-2023 salah satunya menjalin komunikasi dengan berbagai pihak.

"Kita jalin komunikasi dengan berbagai seluruh lapisan masyarakat, pesantren-pesantren, tokoh agama. Itu kita lakukan semua terkait antisipasi isu sara dan masyakat menjadi paham tentang pilkada yang serentak," kata Ketua Bawaslu Jawa Barat Harminus Koto, di Gedung Sate Bandung, Jumat.

Ia menuturkan meskipun secara geografis DKI Jakarta berdekatan dengan Jawa Barat namun pihaknya yakin isu sara tidak akan mewarnai Pilgub Jabar 2018 dan Pilkada Serentak di 16 kabupaten/kota.

"Terlebih, masyarakat Jabar dinilainya sudah sangat dewasa menyikapi persoalan-persoalan yang kerap mewarnai pesta demokrasi. Pilkada DKI dan Jabar tidak sama. Masyarakat Jabar pun dikenal silih asah, silih asih, dan silih asuh, keberagaman itu sudah diterima sejak dulu," kata dia.

Menurut dia, Bawaslu Jabar tidak mencium adanya indikasi isu sara seperti yang dikhawatirkan sejumlah parpol, khususnya parpol pengusung Basuki Tjahaya Poernama (Ahok)-Syaiful Djarot di Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Bahkan kami tidak khawatir isu SARA akan berkembang di Jabar. Kita tidak mencium isu sara apalagi kepentingan-kepentingan di DKI beda dengan Jabar dan masyarakat Jabar pun masyarakat yang teduh," katanya.

Ia menuturkan bila indikasi isu SARA itu memang benar terjadi di Pilgub Jabar 2018, pihaknya tidak akan pandang bulu untuk menindak tegas pelakunya dan pihaknya bertekad melaksanakan pengawasan yang baik agar martabat demokrasi bisa ditegakkan.

"Namun sekali lagi, berkaca dari pilkada-pilkada sebelumnya, isu yang berkembang di Jabar ini lebih santun. Masyarakat Jabar ini lebih mengedepankan budayanya, budaya yang santun dan saya kira pasangan calon pun akan berkampanye dengan santun," kata dia.

Pewarta:

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017