Antarajabar.com - Seratusan petani sayur mayur di bawah kaki Gunung Gede-Pangarango, Cianjur, Jawa Barat beralih menamam bunga krisan yang dinilai lebih menjanjikan.
"Sejak tahun 2012 petani bunga krisan di Desa Nyalindung, Kecamatan Cugenang ini, semakin menjamur, dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat, sehingga dapat memenuhi pesanan dari berbagai daerah seperti Jabodetabek dan Bandung," kata Kaur Perencanaan Desa Nyalindung Asep Herdiatna, di Cianjur, Minggu.
Dia menjelaskan sejak beberapa tahun terakhir petani bunga krisan di wilayah tersebut, semakin berkembang karena bisnis tersebut dinilai menjanjikan. Bahkan pengembangan tanaman bunga berwarna-warni itu, tersebar di seluruh kampung yang ada di wilayah tersebut.
Petani bunga krisan tersebar di tujuh RW dan tujuh kampung, dimana hampir semua warga menanam bunga krisan karena harga yang dimiliki bunga tersebut dapat melibihi harga sayuran. Meskipun modal awal yang dibutuhkan lumayan besar berkisar antara Rp30 sampai Rp50 juta.
Dia menuturkan desa yang terletak dibawah kaki Gunung Gede-Pangarango memiliki tanah yang subur dengan suhu mencapai 20 hingga 25 derajat selsius diatas ketinggian 750 meter membuat bunga krisan dapat tumbuh dengan baik.
Tingginya minat petani menggarap bunga krisan, tambah dia, membuat pihaknya mengadakan beragam penyuluhan guna meningkatkan hasil yang lebih berkualitas.
"Kami ingin mengadakan pembinaan khusus dan pelatihan sebagai bentuk kepedulian, sehingga penanaman hingga pemasaran dapat berjalan dengan lancar," katanya.
Deni (27) seorang petani bunga krisan, menuturkan ratusan petani lainnya beralih propesi menjadi petani bunga karena keuntungan yang didapatkan lebih dari pada menanam sayuran. Mulai dari penanaman hingga panen hanya dibutuhkan waktu tiga bulan, sehingga bunga sudah dapat dijual dan tidak takut terserang hama.
"Kalau dari lahan satu bedeng bisa ditanami 1.000 pohon bunga krisan, setiap satu meter lahan bisa menghasilkan 400 tangkai bunga. Bunga akan dijual perikat setiap ikat berisi 10 potong tangkai bunga dan dibandrol harga Rp10 ribu hingga Tp 12 ribu," katanya.
Untuk menjaga kesegaran dan kesehatan tanaman, petani mebmerikan pupuk tiga kali dalam seminggu.
"Agar tanaman bunga bisa tumbuh dengan bagus baiknya pemupukan dilakukan tiga kali dalam sepekan, sehingga bisa menghasilkan bunga yang bagus dan indah," katanya.
Dia menuturkan selama ini pemasaran bunga krisan tidak sesulit menjual sayuran, dimana pengepul selalu datang untuk membeli atau petani langsung menjual ke pasar tradisional seperti Pasar Induk Cianjur atau Pasar Induk Cipanas."Penghasilan menjadi petani bungga lebih besar dibandingkan menanam sayuran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Sejak tahun 2012 petani bunga krisan di Desa Nyalindung, Kecamatan Cugenang ini, semakin menjamur, dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat, sehingga dapat memenuhi pesanan dari berbagai daerah seperti Jabodetabek dan Bandung," kata Kaur Perencanaan Desa Nyalindung Asep Herdiatna, di Cianjur, Minggu.
Dia menjelaskan sejak beberapa tahun terakhir petani bunga krisan di wilayah tersebut, semakin berkembang karena bisnis tersebut dinilai menjanjikan. Bahkan pengembangan tanaman bunga berwarna-warni itu, tersebar di seluruh kampung yang ada di wilayah tersebut.
Petani bunga krisan tersebar di tujuh RW dan tujuh kampung, dimana hampir semua warga menanam bunga krisan karena harga yang dimiliki bunga tersebut dapat melibihi harga sayuran. Meskipun modal awal yang dibutuhkan lumayan besar berkisar antara Rp30 sampai Rp50 juta.
Dia menuturkan desa yang terletak dibawah kaki Gunung Gede-Pangarango memiliki tanah yang subur dengan suhu mencapai 20 hingga 25 derajat selsius diatas ketinggian 750 meter membuat bunga krisan dapat tumbuh dengan baik.
Tingginya minat petani menggarap bunga krisan, tambah dia, membuat pihaknya mengadakan beragam penyuluhan guna meningkatkan hasil yang lebih berkualitas.
"Kami ingin mengadakan pembinaan khusus dan pelatihan sebagai bentuk kepedulian, sehingga penanaman hingga pemasaran dapat berjalan dengan lancar," katanya.
Deni (27) seorang petani bunga krisan, menuturkan ratusan petani lainnya beralih propesi menjadi petani bunga karena keuntungan yang didapatkan lebih dari pada menanam sayuran. Mulai dari penanaman hingga panen hanya dibutuhkan waktu tiga bulan, sehingga bunga sudah dapat dijual dan tidak takut terserang hama.
"Kalau dari lahan satu bedeng bisa ditanami 1.000 pohon bunga krisan, setiap satu meter lahan bisa menghasilkan 400 tangkai bunga. Bunga akan dijual perikat setiap ikat berisi 10 potong tangkai bunga dan dibandrol harga Rp10 ribu hingga Tp 12 ribu," katanya.
Untuk menjaga kesegaran dan kesehatan tanaman, petani mebmerikan pupuk tiga kali dalam seminggu.
"Agar tanaman bunga bisa tumbuh dengan bagus baiknya pemupukan dilakukan tiga kali dalam sepekan, sehingga bisa menghasilkan bunga yang bagus dan indah," katanya.
Dia menuturkan selama ini pemasaran bunga krisan tidak sesulit menjual sayuran, dimana pengepul selalu datang untuk membeli atau petani langsung menjual ke pasar tradisional seperti Pasar Induk Cianjur atau Pasar Induk Cipanas."Penghasilan menjadi petani bungga lebih besar dibandingkan menanam sayuran," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017