Antarajabar.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menerima sertifikat sebagai tanda pendaftaran tanaman padi varietas tarabas dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian RI.

Gubernur yang akrab disapa Aher ini di Bandung, Rabu, mengatakan berdasarkan sertifikat Nomor: 251/PV/2017 ditetapkan di Jakarta, 30 Januari 2017, padi varietas tarabas ini telah terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian.

Padi varietas tarabas akan digunakan untuk keperluan pangan khusus. Artinya, beras dari jenis padi varietas ini sebagian besar akan digunakan untuk konsumsi rumah makan, hotel, dan kafe.

"Untuk itu, padi tarabas menjadi milik masyarakat di wilayah yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dicatat dalam Daftar Umum PVT, serta diumumkan dalam Berita Resmi PVT," kata dia.

Ia menuturkan Pemprov Jawa Barat mendaftarkan tanaman padi varietas tarabas ini pada 4 Januari 2017 atas nama pemohon Gubernur Jawa Barat.

Aher menilai sertifkat ini sebagai bagian dari upaya pihaknya dalam menyelenggarakan program ketahanan dan kedaulatan pangan dan hortikultura yang kuat.

"Kalau kemudian keamanan pangan tersebut hadir atas usaha kita sendiri lahirlah kedaulatan pangan. Tapi kalau semata-mata ada pangan, pokoknya asal ada pangan yang tersedia, memadai, bisa diakses itu namanya ketahanan pangan.

Nah, hari ini di mana dalam tambahan itu kita ada sertifikatnya. Kita belum termasuk negara yang punya sertifikasi keamanan pangan dan kedaulatan pangan. Masih cukup jauh kelihatannya, padahal kita dianugerahi oleh Allah SWT sebagai negeri tersebut di dunia," katanya.

Setiap tahun, impor beras untuk keperluan rumah makan, hotel, dan kafe mencapai 500 ribu ton dan biasanya jenis beras ini disajikan untuk menu makanan Jepang, Taiwan, dan Korea.

"Jadi varietas ini dinamakan tarabas. Dalam arti ini suatu terobosan dari Kementerian Pertanian yang ingin 2017 dan selanjutnya impor beras nol," kata dia.

Menurut dia, kalau untuk keperluan beras khusus Kementerian Pertanian telah menyatakan bahwa Indonesia tidak mengimpor beras sampai hasil panen 2016.

Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat Hendy Jatnika mengatakan bahwa produksi beras Jawa Barat pada 2016 menggembirakan.

Hendy mengatakan pada 2015 kontribusi beras Jawa Barat mencapai 11 juta ton.

"Namun, dukungan iklim dan cuaca baik, serta curah hujan merata dimanfaatkan dengan baik oleh para petani padi," kata dia.

Dengan begitu angka sementara produksi beras Jawa Barat pada 2016 meningkat hingga 12,5 juta ton lebih dengan area panen mencapai 2 juta hektare lebih.

"Ini tentunya kontribusi kita semua, semua pemangku kepentingan pembudi daya padi termasuk unsur TNI bahu-membahu bersama petugas lapangan," kata Hendy.

Pewarta:

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017