Antarajabar.com - Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat Gatot Tjahyono mengusulkan pembangunan jembatan layang atau flyover untuk mengatasi masalah kemacetan di wilayah Rancaekek, Kabupaten Bandung.
"Saya usul pembangunan flyover yang membentang mulai dari Cileunyi hingga Parakanmuncang. Itu salah satu solusinya untuk mengatasi kemacetan dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan setiap tahunnya," kata Gatot Tjahyono di Bandung, Senin.
Ia mengatakan masalah kemacetan di kawasan Rancaekek salah satunya disebabkan oleh adanya pasar tumpah di beberapa titik seperti di sekitar pabrik PT Kahatex.
"Kemacetan di kawasan tersebut sebenarnya bukan hanya karena banjir. Banyak penyebab lain, mulai keberadaan PKL dan mobilitas karyawan pabrik Kahatex," kata dia.
Kemacetan di kawasan tersebut, lanjut Gatot, akan semakin parah jika banjir menerjang kawasan itu yang diakibatkan oleh buruknya sistem drainase dan ditutup Sungai Cikijing oleh bangunan PT Kahatex.
"Dan saya menilai berlarut-larutnya penanganan banjir di kawasan Rancaekek tersebut, tentunya tidak lepas dari sikap PT Kahatex yang terlalu mengedepankan kepentingan pribadinya ketimbang kepentingan umum," kata dia.
Menurut dia, seharusnya PT Kahatex sebagai pihak yang paling bertanggungjawab seharusnya memahami persoalan yang berdampak luas terhadap masyarakat tersebut.
"Banjir itu kan penyebab utamanya saluran air yang tersumbat bangunan Kahatex, seharusnya Kahatex punya jiwa nasionalisme, harus peduli, dan jangan mau asyik sendiri," kata dia.
Oleh karena itu, ia mendorong Pemprov Jabar terus mengawal PT Kahatex dalam membuktikan janjinya yang akan membongkar seluruh bangunan yang menutupi saluran air tersebut.
"Dan bahkan bila perlu, Pemprov Jabar ajukan kembali gugatan hukum agar benar-benar didengar sekaligus sebagai bukti ketegasan pemprov dalam menangani persoalan tersebut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Saya usul pembangunan flyover yang membentang mulai dari Cileunyi hingga Parakanmuncang. Itu salah satu solusinya untuk mengatasi kemacetan dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan setiap tahunnya," kata Gatot Tjahyono di Bandung, Senin.
Ia mengatakan masalah kemacetan di kawasan Rancaekek salah satunya disebabkan oleh adanya pasar tumpah di beberapa titik seperti di sekitar pabrik PT Kahatex.
"Kemacetan di kawasan tersebut sebenarnya bukan hanya karena banjir. Banyak penyebab lain, mulai keberadaan PKL dan mobilitas karyawan pabrik Kahatex," kata dia.
Kemacetan di kawasan tersebut, lanjut Gatot, akan semakin parah jika banjir menerjang kawasan itu yang diakibatkan oleh buruknya sistem drainase dan ditutup Sungai Cikijing oleh bangunan PT Kahatex.
"Dan saya menilai berlarut-larutnya penanganan banjir di kawasan Rancaekek tersebut, tentunya tidak lepas dari sikap PT Kahatex yang terlalu mengedepankan kepentingan pribadinya ketimbang kepentingan umum," kata dia.
Menurut dia, seharusnya PT Kahatex sebagai pihak yang paling bertanggungjawab seharusnya memahami persoalan yang berdampak luas terhadap masyarakat tersebut.
"Banjir itu kan penyebab utamanya saluran air yang tersumbat bangunan Kahatex, seharusnya Kahatex punya jiwa nasionalisme, harus peduli, dan jangan mau asyik sendiri," kata dia.
Oleh karena itu, ia mendorong Pemprov Jabar terus mengawal PT Kahatex dalam membuktikan janjinya yang akan membongkar seluruh bangunan yang menutupi saluran air tersebut.
"Dan bahkan bila perlu, Pemprov Jabar ajukan kembali gugatan hukum agar benar-benar didengar sekaligus sebagai bukti ketegasan pemprov dalam menangani persoalan tersebut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017