Antarajabar.com - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Cianjur, Jawa Barat mencatat 12 anak dari berbagai tingkatan umur positif mengidap penyakit HIV/AIDS dan 32 orang penderitanya meninggal dunia.
        
"Kami secara gencar terus melakukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS ke berbagai kalangan warga di Cianjur, agar terhindar dari virus mematikan itu. Saat ini, catatan kami menunjukan peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS," kata Sekretaris KPA Cianjur, Hilman, di Cianjur, Selasa.
        
Dia menjelaskan, pada 2016 tercatat lebih dari 100 orang penderita baru HIV/AIDS, dimana kondisi tersebut sangat memperihatinkan dan harus menjadi peringatan untuk siapa pun.
        
"Berbeda dengan 2015, jumlah penderita didominasi ibu rumah tangga. Pada 2016 populasi kunci kembali mendominasi penderita HIV/AIDS," katanya.
        
Berdasarkan data konselor yang ada di lapangan, tambah dia, jumlah penderita mencapai 115 kasus. Dimana penderita merupakan populasi kunci dari kalangan Laki-laki seks laki-laki (LSL). Populasi kunci sebutan bagi pengguna jarum suntik, wanita penjanja seks (WPS) dan LSL.
        
"Kami mencatat tiga wilayah yang dianggap paling banyak menyumbang penderita virus ini yaitu Kecamatan Cipanas, Pacet dan Cianjur kota," katanya.
        
Hingga saat ini, sedikitnya 32 orang meninggal akibat virus mematikan itu. Jumlah tersebut kemungkinan bisa bertambah karena masih ada yang enggan untuk melaporkan tentang status kesehatannya, tambah Hilman.
        
Sementara itu, Pengelola Program Penanganan HIV/AIDS Cianjur, Cicih Kurniasih mengatakan, terus meningkatnya jumlah penderita disebabkan rendahnya kesadaran warga untuk melakukan tes HIV/AIDS.
        
Pihaknya mencatat jumlah penderita HIV/AIDS periode November 2016 terdapat 101 orang, dimana jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat.
        
"Untuk penderita anak-anak ada 12 orang yang dinyatakan positif HIV/AIDS. Penyebaran HIV/AIDS di Cianjur, sudah meluas. Hampir ditiap kecamatan ditemukan kasusnya, sehingga kondisi tersebut sudah sangat memperihatinkan," katanya.
        
Dia menjelaskan, penemuan kasus tersebut seiring dengan rutinnya pendataan yang dilakukan dan sekaligus bukti bahwa kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es.
        
"Sebagian besar penularannya terjadi melalui hubungan seksual bebas dan narkoba," katanya.
    

Pewarta: Ahmad fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017