Antarajabar.com - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon, Jawa Barat, yang dikelola PT Cirebon Electric Power (CEP) berencana meninjau ulang  program-program CSR yang mereka laksanakan selama ini, karena sudah berkali kali didemo masyarakat.
       
"Dalam waktu dekat, kami akan review program CSR, terutama soal kesesuaiannya apakah selama ini sudah menyentuh atau belum, kalau sesuai pasti diteruskan, kalau belum kami sesuaikan lagi," kata Wakil Presiden Direktur PT CEP, Heru Dewanto di Cirebon, Minggu.
       
Ia menuturkan audit yang dilakukan juga karena adanya aksi unjuk rasa warga terhadap PLTU yang kerap terjadi.
       
Pihaknya juga belum menemukan alasan pasti unjuk rasa yang terus berlangsung dan ia mengklaim, tak ada persoalan dalam penggunaan tanah yang akan dijadikan area PLTU 2.
       
Sebagaimana diketahui, tanah yang akan digunakan disewa dari Kementerian Kehutanan, berbeda dengan PLTU 1 di mana terjadi pembebasan lahan sebelum pembangunan dilakukan.
       
Selain itu ia melanjutkam tidak ada pula persoalan lingkungan mengingat PT CEP memanfaatkan teknologi ramah lingkungan.
       
"Untuk PLTU 1 yang kini telah beroperasi dengan kapasitas 660 MW menggunakan teknologi super critical," ujarnya.
       
Ia menambahkan untuk pembangunan unit baru atau PLTU 2 direncanakan menggunakan teknologi ultra super critical boiler yang diklaim lebih ramah lingkungan maupun hemat bahan bakar.
      
Teknologi ini disebut termaju di dunia yang pertama kali digunakan di Indonesia, diklaim lebih ramah lingkungan dengan emisi karbondioksida lebih rendah 6 persen.
       
"Kami tidak melihat aksi masyarakat ada kaitan dengan persoalan tanah maupun lingkungan, karena Semua parameter resmi pemerintah kami ikuti, dan itu akurat," ujarnya.

Pewarta: khaerul Izan

Editor : Isyati Putri


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016