Antarajabar.com - Salah seorang bayi kembar siam dempet bagian dada sampai perut (conjoined twin omphalopagus) asal Kabupaten Ciamis, yakni Gesya Ummaya Ramadhani atau Gina satu meninggal dunia di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung, pada Jumat, sekitar pukul 06.10 WIB
"Penyebab meninggalnya bayi Gina satu adalah kegagalan multi organ," kata anggota tim penanganan bayi kembar siam Gina satu dan Gina dua, dr Rully Sitanggang, dalam jumpa pers, di Bandung, Jumat
Dia menambahkan bayi yang meninggal itu mengalami kegagalan bukan hanya satu organ tapi mulai dari ginjalnya, sistem susunan saraf pusat, pernafasan, dan juga jantung yang tidak berfungsi dengan baik.
Ia mengatakan tim dokter RS Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung sudah melakukan upaya medis maksimal untuk memulihkan kondisi bayi Gina satu seperti memberikan bantuan pernafasan dengan mesin khusus.
"Kemudian gagal ginjalnya kita lakukan cuci darah untuk bayi Gina satu ini. Dan itu kita sudah lakukan semua disamping suport obat-obatan untuk jantung, ginjal dan organ lainnya tapi ternyata tetap (kondisinya memburuk) tidak bisa menolong sampai akhirnya tadi pagi kita nyatakan meninggal," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama RS Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung dr Ayi Djembarsari MARS menuturkan sejak dilakukan operasi pemisahan pada 27 September 2016 kondisi bayi Gina satu terus mengalami penurunan.
"Sebetulnya bayi Gina 1 yang memiliki kelainan jantung pada hari kedua sudah mulai mengalami perburukan kondisi klinis. Jadi terdapat gangguan organ-organ seperti otak, jantung, paru ginjal dan sistem peredaran darah," kata dia
Selain itu, alasan RS Hasan Sadikin mempercepat operasi pemisahan terhadap bayi Gina satu dan Gina dua yang semula dijadwalkan pada 3 Oktober 2016 juga karena faktor kondisi medis bayi Gina satu yang sering mengalami serangan kebiruan pada bayi dengan kelainan jantung.
"Jadi Tim dokter RSHS sendiri sudah melakukan upaya maksimal untuk memulihkan kondisi bayi Gina satu. Kami sudah berikan tunjangan yang maksimal terhadap bayi tersebut, termasuk seluruh ilmu yang kita miliki sesuai dengan kemampuan kita sudah kita lakukan," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan kondisi bayi Gina dua, yakni Gisha Bizanti Ramadhani hingga saat ini terus membaik dan sudah dipindahkan ke ruang perawatan anak RS Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung.
"Konidi Gina dua, setelah dilakukan pemisahan, kondisi klinik semakin membaik dan sedang dilakukan penyesuaian pemberiaan nutrisi dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan termasuk untuk pendengaran penglihatan dan syarat," kata Ayi.
Sebelumnya pada 27 September 2016 Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung, berhasil menyelesaikan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet bagian dada sampai perut (conjoined twin omphalopagus) asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bernama Gesya Ummaya Ramadhani dan Gisha Bizanti Ramadhani, selama 1,5 jam.***4***Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Penyebab meninggalnya bayi Gina satu adalah kegagalan multi organ," kata anggota tim penanganan bayi kembar siam Gina satu dan Gina dua, dr Rully Sitanggang, dalam jumpa pers, di Bandung, Jumat
Dia menambahkan bayi yang meninggal itu mengalami kegagalan bukan hanya satu organ tapi mulai dari ginjalnya, sistem susunan saraf pusat, pernafasan, dan juga jantung yang tidak berfungsi dengan baik.
Ia mengatakan tim dokter RS Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung sudah melakukan upaya medis maksimal untuk memulihkan kondisi bayi Gina satu seperti memberikan bantuan pernafasan dengan mesin khusus.
"Kemudian gagal ginjalnya kita lakukan cuci darah untuk bayi Gina satu ini. Dan itu kita sudah lakukan semua disamping suport obat-obatan untuk jantung, ginjal dan organ lainnya tapi ternyata tetap (kondisinya memburuk) tidak bisa menolong sampai akhirnya tadi pagi kita nyatakan meninggal," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama RS Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung dr Ayi Djembarsari MARS menuturkan sejak dilakukan operasi pemisahan pada 27 September 2016 kondisi bayi Gina satu terus mengalami penurunan.
"Sebetulnya bayi Gina 1 yang memiliki kelainan jantung pada hari kedua sudah mulai mengalami perburukan kondisi klinis. Jadi terdapat gangguan organ-organ seperti otak, jantung, paru ginjal dan sistem peredaran darah," kata dia
Selain itu, alasan RS Hasan Sadikin mempercepat operasi pemisahan terhadap bayi Gina satu dan Gina dua yang semula dijadwalkan pada 3 Oktober 2016 juga karena faktor kondisi medis bayi Gina satu yang sering mengalami serangan kebiruan pada bayi dengan kelainan jantung.
"Jadi Tim dokter RSHS sendiri sudah melakukan upaya maksimal untuk memulihkan kondisi bayi Gina satu. Kami sudah berikan tunjangan yang maksimal terhadap bayi tersebut, termasuk seluruh ilmu yang kita miliki sesuai dengan kemampuan kita sudah kita lakukan," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan kondisi bayi Gina dua, yakni Gisha Bizanti Ramadhani hingga saat ini terus membaik dan sudah dipindahkan ke ruang perawatan anak RS Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung.
"Konidi Gina dua, setelah dilakukan pemisahan, kondisi klinik semakin membaik dan sedang dilakukan penyesuaian pemberiaan nutrisi dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan termasuk untuk pendengaran penglihatan dan syarat," kata Ayi.
Sebelumnya pada 27 September 2016 Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung, berhasil menyelesaikan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet bagian dada sampai perut (conjoined twin omphalopagus) asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, bernama Gesya Ummaya Ramadhani dan Gisha Bizanti Ramadhani, selama 1,5 jam.***4***Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016