Antarajabar.com - Meski pertandingan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 baru berlangsung empat hari, tuan rumah Jawa Barat semakin menjauh dari kejaran dua kontingen kuat DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Sampai pukul 22.00 WIB, Selasa, atau hari keempat sejak dibuka pada Sabtu lalu (17/9). Jawa Barat sudah meraup 78 emas, 40 perak dan 50 perunggu, jauh meninggalkan juara bertahan DKI Jakarta (37-41-46).

Jawa Timur membuntuti di peringkat ketiga dan hanya terpaut dua medli emas dengan DKI Jakarta (35-43-34).

Tuan rumah masih memiliki peluang untuk menambah perolehan emas, terutama melalui cabang permainan dan olahraga bela diri.


Menurut Ketua Umum KONI Jabar Ahmad Saefudin, sejauh ini kontingennya sudah "surplus" 23 medali emas dari target, di mana jumlah tersebut bisa dijadikan tabungan untuk mendukung bila target cabang lain meleset.

Ahmad menegaskan, dengan surplus 23 medali emas itu Jabar memiliki rentang peluang yang luas untuk mengantisipasi hal-hal di luar target. Meski demikian secara umum perburuan medali emas Kontingen "Laskar Tanah Legenda" hingga Selasa masih "on the track".

Kendati telah memimpin cukup jauh, menurut Ahmad masih terlalu dini untuk menyatakan diri aman karena target Jabar adalah 25 persen medali emas, atau sebanyak 181 medali.

Pada pertandingan Selasa, Jabar meraup tambahan 15 medali emas dan dua di antaranya diraih oleh perenang Triadi Fauzi Sidik dan lifter peraih perak Olimpiade Rio 2016, Sri Wahyuni.

Triadi menyumbangkan medali emas pada nomor 200 meter gaya kupu-kupu, dan keberhasilan ini berarti perenang nasional ini sudah meraih delapan medali emas pada pesta olahraga multieven empat tahunan tersebut.

Pada perlombaan di kolam renang UPI Bandung tersebut, Triadi Fauzi menjadi yang terbaik dengan catatan waktu 02:00.24 dan memecahkan rekor PON atas nama Donny B Utomo 02:02.81 yang diciptakan di Tenggarong, Kalimantan Timur, 2008.

"Saya bersyukur atas hasil di PON ini berarti saya sudah meraih delapan medali emas yang sebagian besar memecahkan rekor PON. Keberhasilan ini saya berikan untuk keluarga saya," ucapnya.


Sementara Lifter Sri Wahyuni masih merajai kelas 48 Kg dengan total angkatan tertinggi yakni seberat 182 Kg.

Medali perak diraih lifter Lisa Setiawati asal Kalimantan Timur dengan total angkatan 166 Kg, dan medali perunggu milik lifter asal DKI Lisa Indriyani dengan total angkatan 156 Kg.

Perjalanan meraih medali emas lifter peraih perak Olimpiade Brazil, setelah pada jenis angkatan snatch kesempatan pertama mampu mengangkat barbel seberat 77 Kg, angkatan kedua 81 Kg dan gagal pada angkatan ketiga seberat 86 Kg.

Cabang angkat besi yang berlangsung di Gelora Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung itu diwarnai dengan pecahnhya dua rekor nasional jenis angkatan clean and jerk dan total, di kelas 62 kilogram yang diciptakan peraih perak Olimpiade Rio 2016 Eko Yuli Irawan yang sekaligus menyumbang satu emas untuk Jawa Timur.



Eko berhasil mengangkat barbel seberat 170 kilogram pada jenis angkatan clean and jerk, melampaui rekor yang dibukukan lifter Triyatno asal Kalimantan Timur seberat 165 kilogram pada PON tahun 2008.

Dengan angkatan terbaiknya pada snatch yang diraihnya pada PON kali ini seberat 137 kilogram, maka total angkatan menjadi 307 kilogram melampaui rekornya sendiri pada PON 2012 di Pekanbaru tahun 2012.

Medali perak pada kelas 62 kilogram diraih lifter tuan rumah M Hasbi dengan total angkatan 280 kilogram, dari jenis angkatan snatch seberat 100 kilogram dan clean and jerk 180 kilogram.

Pewarta: Atman Ahdiat

Editor : Isyati Putri


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016