Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, Jawa Barat, terus berupaya menggelorakan program Garut Edufarm Center (GEC) sebagai langkah strategis meregenerasi petani dengan memberikan edukasi agar anak muda berminat terjun ke sektor pertanian.
"Program khusus dalam mendorong minat petani muda terhadap sektor pertanian yaitu pengenalan pertanian sejak dini kepada para pelajar mulai dari tingkat TK sampai dengan perguruan tinggi melalui program Garut Edufarm Center," kata Kepala Dispertan Kabupaten Garut, Haeruman di Garut, Rabu.
Ia menuturkan, Dispertan Garut selama ini terus mendorong minat generasi muda terhadap sektor pertanian dengan berbagai kegiatan menarik maupun memfasilitasinya seperti menerapkan sistem pertanian yang modern berbasis Internet of Things (IoT) sebagai konsep yang memanfaatkan teknologi internet.
Upaya lainnya, kata dia, membuka aksesibilitas permodalan dengan berbagai perbankan dan pola kemitraan usaha dengan berbagai pemangku kebijakan agar anak muda bisa tertarik dan bertahan menekuni sektor usaha pertanian.
Ia menambahkan, dukungan lainnya yakni pemerintah daerah melakukan pengembangan infrastruktur pertanian yang dapat meningkatkan efisiensi usaha tani, kemudian penguatan kelembagaan petani.
"Penguatan kelembagaan petani melalui pembinaan kelompok tani yang lebih dinamis dan adaptif terhadap perkembangan zaman, dan peningkatan akses pendidikan dan pelatihan bagi petani muda dengan berbagai metode penyuluhan," katanya.
Ia menyebutkan Dispertan Garut juga berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membentuk petani muda yang saat ini tercatat pada 2024 jumlah petani milenial di Garut sebanyak 1.599 orang.
Petani yang masuk dalam kalangan milenial itu, kata dia, terbagi untuk kelompok komoditas tanaman pangan dan hortikultura sebanyak 1.038 orang, kemudian komoditas perkebunan sebanyak 189 orang, komoditas kehutanan sebanyak 77 orang, selanjutnya komoditas peternakan 213 orang, dan perikanan sebanyak 82 orang tersebar di setiap kecamatan.
Ia berharap di 2025 dengan berbagai program yang sudah digulirkan oleh Dispertan Garut maupun Provinsi Jawa Barat dapat bertambah jumlah petani milenial, sehingga bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi, dan produktivitas pangan.
"Insya Allah mudah-mudahan bertambah, dan kita terus berupaya," katanya.
Salah seorang petani muda juga pengelola agrowisata Eptilu di Kecamatan Cikajang, Garut, Muhamad Ridwan (28) mengatakan, sektor usaha pertanian sudah seharusnya mendapatkan perhatian anak muda apalagi Garut memiliki potensi sumber daya alam yang memadai.
Produk pertanian di Garut, kata dia, sudah cukup banyak diterima di pasaran lokal, maupun kota besar lainnya di Jakarta dan sekitarnya, bahkan penjualannya ada yang sampai ke luar Jawa.
Namun kendala dalam bisnis pertanian, kata dia, tidak hanya faktor cuaca atau hama, melainkan terkait harga jual beberapa komoditas pertanian yang tidak tetap, bahkan ketika anjlok harga di pasaran seperti cabai, tomat, dan jenis sayuran lainnya akan membuat petani rugi.
Ia berharap, pemerintah bisa menetapkan kebijakan stabilitas harga minimum produk komoditas pangan agar petani tidak rugi akibat harga jual di pasaran anjlok jauh dari biaya tanam yang dikeluarkan petani.
"Untuk solusinya agar petani tidak rugi, maka pemerintah perlu ada kebijakan ketetapan stabilitas harga minimum, sehingga ada kepastian bagi petani," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dispertan Garut gelorakan program GEC untuk melahirkan petani muda
Editor : Zaenal A.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025