Antarajabar.com - Dinas Kesehatan Cianjur, Jabar, mengimbau warga untuk tetap waspada meskipun penyakit Demam Berdarah Dengue mengalami penurunan pada Februari hingga Maret .
Dinkes mencatat tahun 2014 kasus DBD di wilayah tersebut sebanyak 338 kasus tiga orang meninggal, tahun 2015 kasus DBD mengalami kenaikan 532 kasus tiga orang meninggal. Sedangkan awal Januari 2016 korban DBD mencapai 237 kasus dan satu orang meninggal pada Februari.
"Besarnya angka kasus DBD di Januari kemungkinan besar jumlah keseluruhan kasus DBD di 2016, akan meningkat dari tahun sebelumnya. Dari jumlah total memang masih kecil, tapi ini kan masih awal tahun. Jadi diperkirakan angkanya akan lebih tinggi tinggi dari tahun sebelumnya," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Cianjur, Agus Haris di Cianjur, Kamis.
Dia menjelaskan, penyebaran DBD, dapat disebabkan beberapa faktor, seperti jumlah penduduk dan tingginya mobilitas warga, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan perilaku hidup sehat, sehingga sulitnya perilaku hidup sehat menjadi salah satu kendala pencegahan DBD.
Perilaku hidup sehat sangat mempengaruhi individu tersebut terserang DBD atau tidak."Untuk itu diperlukan tindakan bersama dari warga untuk menjaga kebersihan lingkungan, antisipasi dilakukan dengan menerapkan pola pemberantasan sarang nyamuk (PSM) dengan cara menguras, menutup dan mengubur (3M)," katanya.
Dia menambahkan, perilaku hidup sehat dari warga, jangan menunggu adanya yang terjangkit DBD baru ada tindakan. Kewaspadaan harus dilakukan dan warga Cianjur harus mulai mengubah perilaku hidup.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
Dinkes mencatat tahun 2014 kasus DBD di wilayah tersebut sebanyak 338 kasus tiga orang meninggal, tahun 2015 kasus DBD mengalami kenaikan 532 kasus tiga orang meninggal. Sedangkan awal Januari 2016 korban DBD mencapai 237 kasus dan satu orang meninggal pada Februari.
"Besarnya angka kasus DBD di Januari kemungkinan besar jumlah keseluruhan kasus DBD di 2016, akan meningkat dari tahun sebelumnya. Dari jumlah total memang masih kecil, tapi ini kan masih awal tahun. Jadi diperkirakan angkanya akan lebih tinggi tinggi dari tahun sebelumnya," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Cianjur, Agus Haris di Cianjur, Kamis.
Dia menjelaskan, penyebaran DBD, dapat disebabkan beberapa faktor, seperti jumlah penduduk dan tingginya mobilitas warga, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan perilaku hidup sehat, sehingga sulitnya perilaku hidup sehat menjadi salah satu kendala pencegahan DBD.
Perilaku hidup sehat sangat mempengaruhi individu tersebut terserang DBD atau tidak."Untuk itu diperlukan tindakan bersama dari warga untuk menjaga kebersihan lingkungan, antisipasi dilakukan dengan menerapkan pola pemberantasan sarang nyamuk (PSM) dengan cara menguras, menutup dan mengubur (3M)," katanya.
Dia menambahkan, perilaku hidup sehat dari warga, jangan menunggu adanya yang terjangkit DBD baru ada tindakan. Kewaspadaan harus dilakukan dan warga Cianjur harus mulai mengubah perilaku hidup.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016