Antarajabar.com - Sejumlah ketua kelompok tani menjadi korban penipuan oknum yang mengaku sebagai petugas Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Cianjur, Jawa Barat, dengan modus pemberian bantuan peralatan pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Cianjur Rika Ida Mustikawati di Cianjur, Rabu, mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan banyak laporan terkait penipuan tersebut, bahkan dari laporan yang ada pelaku sudah melakukan aksinya di tujuh kecamatan.

"Sudah ada laporan dari Balai Penyuluh Pertanian di Kecamatan Cugenang, Cilaku, Cianjur, Haurwangi, Warungkondang, Cikalong dan Karangtengah. Nominal yang dibawa kabur pelaku berkisar di angka Rp1 juta sampai Rp4 juta per korban. Kalau dihitung sudah puluhan juta," katanya.

Dia menjelaskan segala bentuk bantuan dari pemerintah RI maupun Provinsi Jabar tidak pernah dipungut biaya. Setiap bantuan sifatnya tidak mendadak tapi butuh pengajuan dan diberikan pada kelompok tidak perorangan.

"Kami sudah intruksikan ke petugas agar tidak memungut biaya sedikit pun, sebab bantuan itu gratis. Bahkan untuk mengambil bantuan harus penerima langsung dengan rekomendasi dari dinas," katanya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau warga, khususnya kelompok tani, agar waspada dan tidak mudah percaya dengan kedatangan orang tidak dikenal menjanjikan bantuan.

Salah satu korban penipuan adalah Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu, Nonoh (49), warga Kampung Pasirkukun, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku, Cianjur, yang mengalami kerugian Rp1,2 juta.

Penipuan itu berawal ketika Nonoh kedatangan tamu yang mengaku sebagai petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang baru, menggantikan penyuluh sebelumnya yang dipindahkan ke Rancagoong.

Pelaku yang mengaku bernama Heri itu memperkenalkan diri dan berbincang dengan Nonoh dan suaminya, Sarip Munawar (51). Dalam perbincangan pelaku menyebut bantuan traktor yang akan didapatkan kelompok tani tersebut, namun untuk mendapatkan bantuan itu, Nonoh harus menyerahkan uang senilai Rp4,8 juta pada pelaku untuk biaya administrasi.

"Saya sempat curiga dengan gelagat pelaku, terlebih pada saat itu dinas sedang libur. Tapi kelompok kami memang sudah mengajukan dan informasinya tahun ini akan dapat. Sehingga saya agak percaya dengan orang yang mengaku PPL baru di wilayah kami ini," katanya.

Namun, Nonoh tidak memberikan uang sesuai permintaan pelaku sebab saat itu ia tidak memiliki uang kontan senilai permintaan pelaku. "Saya hanya memberi Rp1,2 juta, tapi dia terima dan bilangnya akan ditalangi dulu kekurangannya," kata Nonoh.

Setelah menghubungi Ketua Gapoktan Desa Rahong yang dilanjutkan menelepon PPL asli yang sedang berada di rumahnya, barulah Nonoh sadar menjadi korban penipuan. Selanjutnya Nonoh bersama Kades melaporkan penipuan itu ke Babinsa dan Babinkamtibmas untuk membuat laporan resmi, baik ke dinas dan pihak kepolisian.

"Saya sudah laporkan tapi belum ada kabar pelaku sudah tertangkap atau belum. Bahkan baru-baru ini katanya di desa saya ada juga yang kena tipu lagi sampai Rp4,2 juta. Saya harap pelaku bisa tertangkap," katanya. 

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016