Antarajabar.com - Peneliti Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) berhasil melakukan inovasi, mendesain dan memproduksi elemen batang untuk reaktor Triga  yang saat ini tidak diproduksi lagi oleh pabriknya.
       
"Peneliti Batan berhasil mendesain dan memproduksi elemen batang kendali yang kemudian digunakan untuk mengoperasikan reaktor Triga 2000," kata Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Batan Dr Efrizon Umar di Bandung, Rabu.
       
Sukes mendesain bahan bakar untuk mengoperasikan reaktor Triga itu merupakan prestasi tersendiri di tengah krisis bahan bakar untuk reaktor jenis Triga itu.
        
Menurut Efrizon, prestasi ini menjadi bernilai karena tipe elemen batang kendali reaktor dengan tipe Triga sudah tidak diproduksi lagi oleh pabriknya di General Atomic, Amerika Serikat.
        
"Dengan kemampuan sendiri membuat elemen batang kendali, maka sebagian besar komponen penting reaktor Triga sudah dapat diproduksi di dalam negeri," katanya.
        
Bahkan dengan kemampuan dan hasil pembuatan batang kendali itu membuka peluang bagi Batan untuk bisa memproduksi dalam jumlah besar sekaligus memasok kebutuhan elemen  batang kendali bagi reaktor-reaktor Triga di luar negeri.
        
"Penggunaan bahan bakar atau  sumber energi reaktor atau elemen batang kendali itu merupakan modifikasi, dari sebelumnya jenis batang menjadi plat. Banyak jenis reaktor Triga yang digunakan di luar negeri sehingga inovasi dari Batan bisa juga untuk memasok elemen batang itu di luar negeri," katanya.
       
Efrizon menyebutkan, keberhasilan itu tidak lepas dari upaya tim peneliti untuk menyelamatkan reaktor Triga agar tetap bisa beroperasi. Dengan demikian dalam beberapa tahun ke depan maka instrumen penting dalam pengoperasian reaktor itu tetap aman dan reaktor Triga tetap bisa beroperasi.
       
"Elemen itu sangat efisien sehingga perusahaan produsennya menganggap tidak menguntungkan yang akhirnya tidak memproduksi lagi. Tapi bersyukur peneliti Batan bisa mendapatkan jalan keluarnya," katanya.
       
Saat ini Batan mengoperasikan tiga reaktor, yakni di Bandung, Yogyakarta dan Tangerang dengan fokus memproduksi isotop untuk memasok kebutuhan rumah sakit. Menurut Efrizon kebutuhan isotop cukup tinggi oleh rumah sakit, menyusul peningkatan terus tingkat pelayanan medis di Indonesia.
       
"Elemen batang buatan pabrikan itu masih cukup untuk 2-3 tahun ke depan, namun setelah itu habis kita gunakan hasil desain kita sendiri," katanya.
       
Reaktor Triga Bandung yang berlokasi di Jalan Tamansari Kota Bandung  merupakan reaktor nuklir pertama di Indonesia yang diresmikan oleh Presiden RI I Ir Soekarno pada tahun 1965.

Pewarta: Syarif

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015