Antarajabar.com - Kendati terkendala dengan pesawat tua, tim terbang layang PON XIX/2016 Jabar kian percaya diri merealisasikan target meraih tiga emas pada perhelatan olahraga nasional yang akan digelar di Lanud Kalijati Kabupaten Subang, Jabar.

"Hasil pra kualifikasi awal November lalu kita meraih tiga emas, sehingga kami kian optimistis untuk merealisasikan target. Kami berupaya meminimalisasi kendala dari pesawat yang sudah tua," kata Pelatih Terbang Layang Jabar Asep Suwarja di Bandung, Jumat.

Ia menyebutkan, Jabar bisa meraih medali emas pada nomor ketepatan mendarat yang akan menjadi andalan Jabar dengan dua pilot senior Ade Suherman dan Andri Sugiarto, baik pada perorangan maupun duet.

"Dengan kondisi pesawat kita saat ini, peluang masih cukup besar di ketepatan mendarat, meski demikian kami akan berupaya pada nomor duration memanfaatkan pengenalan medan di lokasi bertanding," kata Asep.

Pada kualifikasi lalu, diikuti oleh sepuluh provinsi, antara lain DKI, Jatim dan Papua yang turun dengan pesawat baru.

Setelah mengikuti babak kualifikasi PON XIX/2016, tim terbang layang langsung melakukan pemusatan latihan dengan kekuatan penuh yakni sebelas atlet. Para atlet itu adalah Ade suherman, Sugianto, Andri, Joko Gunadi, Prio Putra Sundawa, Ina, Fitri, Reri, Emilda dan Yandri.

Ia menyebutkan, pilot-pilot Jabar yang terbang dengan pesawat buatan tahun 1960 itu tetap percaya diri bersaing dengan atlet lainnya. Kendati tidak terlalu sering melakukan latihan terbang, namun faktor penguasaan medan dan langit Subang menjadi keunggulan bagi atlet Jabar.

"Pesawat itu memang dari akselerasi gladingnya kalah, bila pesawat baru bisa mencapai 80 mph, pesawat kita hanya 60 mph. Namun tidak berarti kalah segalanya, buktinya kita bisa berbuat banyak di kualifikasi," kata Asep.

Untuk persiapan PON XIX/2016, tim terbang layang Jabar akan melakukan perbaikan pesawat khususnya untuk pesawat single. Pesawat itu akan diperbaiki bagian badan pesawatnya.

Perbaikan pesawat dilakukan di lokasi latihan di Lanud Kalijati Subang. Sehingga latihan saat ini memaksimalkan pesawat doble.

"Kami sudah mengajukan pembelian pesawat baru, tapi KONI Jabar menginstruksikan untuk perbaikan pesawat. Pesawat baru cukup malah, tapi itu sebenarnya berpengaruh kepada akselerasi, khususnya nomor duration," katanya.

Selain itu, biaya latihan juga cukup mahal. Menurut Asep untuk sekali terbang perlu biaya Rp300 ribu untuk sewa pesawat penariknya. Akibatnya tim terbang layang harus menyesuaikan dengan anggaran.

"Latihan terbang dilakukan seminggu dua kali, hanya tujuh pilot yang berkesempatan latihan terbang, sedangkan pilot lainnya menggandeng," katanya menambahkan. 

Pewarta: Syarif Abdullah

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015