Palang Merah Indonesia (PMI) telah menyalurkan sebanyak 14 juta liter air bersih ke belasan provinsi di Indonesia yang terdampak bencana kekeringan dan mengalami krisis air bersih sepanjang 2024 terhitung dari Januari hingga Oktober.
"Air bersih itu kami salurkan ke 281 kecamatan dari 72 kabupaten/kota yang berada di 14 provinsi," kata Sekretaris Jenderal PMI Pusat A M Fachir melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin.
Adapun jumlah warga yang menerima manfaat dari pelayanan air bersih PMI ini sebanyak 1,04 juta jiwa. Penyediaan air bersih untuk masyarakat untuk meringankan penderitaan mereka yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih akibat kemarau yang berkepanjangan.
Meskipun, memasuki November ini hujan turun hampir merata di seluruh provinsi di Indonesia, pihaknya tetap menginstruksikan kepada seluruh personel PMI kabupaten/kota dan provinsi untuk tetap bersiaga dan menyalurkan air bersih ke berbagai lokasi krisis air.
Untuk menunjang pelayanan, pihaknya mengerahkan sebanyak 60 unit kendaraan tangki berkapasitas 5 ribu liter yang disebar ke berbagai daerah di Indonesia. Adapun teknis pendistribusian air bersih dilakukan sebanyak tiga kali sehari langsung kepada warga dan disalurkan ke tempat penampungan air.
Menurut Fachir, dalam menjalankan aksi kemanusiaannya tersebut pihaknya mendapat dukungan dari PDAM setempat, relawan, donatur dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan terdampak.
"Bahkan di beberapa daerah berinisiatif membuat kolam sederhana untuk menampung air dari PMI seperti di Desa Prayungan, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur," ucapnya.
Dihubungi secara terpisah Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI Ridwan Sobri Charman menambahkan, inovasi yang dilakukan warga beserta relawan PMI yang daerah terdampak kekeringan yakni dengan membuat kolam terpal ini ternyata memudahkan warga untuk mendapatkan air bersih dan tidak perlu lama mengantre, karena relawan PMI langsung memasukkan air bersih ke dalam kolam.
Dari 14 provinsi yang menerima layanan air bersih itu, beberapa provinsi yang paling terdampak bencana kekeringan yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan. Di provinsi itu mayoritas kabupaten/kota tidak turun hujan lebih dari dua bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Air bersih itu kami salurkan ke 281 kecamatan dari 72 kabupaten/kota yang berada di 14 provinsi," kata Sekretaris Jenderal PMI Pusat A M Fachir melalui sambungan telepon di Jakarta, Senin.
Adapun jumlah warga yang menerima manfaat dari pelayanan air bersih PMI ini sebanyak 1,04 juta jiwa. Penyediaan air bersih untuk masyarakat untuk meringankan penderitaan mereka yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih akibat kemarau yang berkepanjangan.
Meskipun, memasuki November ini hujan turun hampir merata di seluruh provinsi di Indonesia, pihaknya tetap menginstruksikan kepada seluruh personel PMI kabupaten/kota dan provinsi untuk tetap bersiaga dan menyalurkan air bersih ke berbagai lokasi krisis air.
Untuk menunjang pelayanan, pihaknya mengerahkan sebanyak 60 unit kendaraan tangki berkapasitas 5 ribu liter yang disebar ke berbagai daerah di Indonesia. Adapun teknis pendistribusian air bersih dilakukan sebanyak tiga kali sehari langsung kepada warga dan disalurkan ke tempat penampungan air.
Menurut Fachir, dalam menjalankan aksi kemanusiaannya tersebut pihaknya mendapat dukungan dari PDAM setempat, relawan, donatur dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan terdampak.
"Bahkan di beberapa daerah berinisiatif membuat kolam sederhana untuk menampung air dari PMI seperti di Desa Prayungan, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur," ucapnya.
Dihubungi secara terpisah Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI Ridwan Sobri Charman menambahkan, inovasi yang dilakukan warga beserta relawan PMI yang daerah terdampak kekeringan yakni dengan membuat kolam terpal ini ternyata memudahkan warga untuk mendapatkan air bersih dan tidak perlu lama mengantre, karena relawan PMI langsung memasukkan air bersih ke dalam kolam.
Dari 14 provinsi yang menerima layanan air bersih itu, beberapa provinsi yang paling terdampak bencana kekeringan yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan. Di provinsi itu mayoritas kabupaten/kota tidak turun hujan lebih dari dua bulan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024