Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat melakukan berbagai upaya dalam menyosialisasikan pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di Cianjur meski anggaran yang dimiliki terbilang minim, salah satunya dengan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana).
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukmana Wijaya di Cianjur Jumat, mengatakan, Bidang Penanganan Kebencanaan (PK) BPBD Cianjur hanya mendapat alokasi sekitar Rp300 juta pada APBD 2024, yang digunakan untuk berbagai kegiatan sosialisasi, simulasi, peningkatan kapasitas, hingga pembuatan rencana kontijensi (renkon).
"Pembuatan renkon memang mahal, sedangkan anggarannya kecil, namun ada beberapa kegiatan menggunakan dana dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) untuk pembentukan Destana di beberapa kecamatan serta simulasi penanganan bencana tsunami di pesisir selatan," katanya.
Dia menjelaskan banyak kegiatan sosialisasi yang tidak ada dalam DPA, seperti saat diundang menjadi narasumber PK di berbagai instansi, seperti memenuhi undangan untuk memberikan edukasi dan pelatihan penanganan bencana.
Untuk mengatasi minimnya anggaran sosialisasi, pihaknya membuat imbauan ke sekolah yang ada di Cianjur mulai dari PAUD hingga SMA sederajat untuk melakukan sosialisasi PK secara mandiri, di mana BPBD Cianjur memberikan ilmu secara cuma-cuma ke setiap sekolah.
"Sebagian besar sekolah menanggapi positif dan meminta kami untuk memberikan pelatihan pencegahan dan penanganan bencana, kami menyediakan praktisi dan narasumber secara gratis, agar kami dapat melaksanakan sosialisasi tanpa menggunakan anggaran," katanya.
Tingginya antusias sekolah di Cianjur untuk menerima sosialisasi tersebut karena berkaca pada trauma siswa, tenaga pengajar, hingga orang tua siswa setelah diguncang gempa 5,6 magnitudo pada 21 November 2022.
"Kami menyesuaikan cara penyampaian materi karena yang dihadapi adalah anak-anak, meski anggaran minim sosialisasi terkait rekon tetap dapat dilakukan," katanya.
Dia menambahkan, meski anggaran untuk sosialisasi minim, namun tidak membuat pihaknya berhenti memberikan pengetahuan pada masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana karena Cianjur termasuk dalam zona merah bencana kedua tertinggi di Jabar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Sukmana Wijaya di Cianjur Jumat, mengatakan, Bidang Penanganan Kebencanaan (PK) BPBD Cianjur hanya mendapat alokasi sekitar Rp300 juta pada APBD 2024, yang digunakan untuk berbagai kegiatan sosialisasi, simulasi, peningkatan kapasitas, hingga pembuatan rencana kontijensi (renkon).
"Pembuatan renkon memang mahal, sedangkan anggarannya kecil, namun ada beberapa kegiatan menggunakan dana dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) untuk pembentukan Destana di beberapa kecamatan serta simulasi penanganan bencana tsunami di pesisir selatan," katanya.
Dia menjelaskan banyak kegiatan sosialisasi yang tidak ada dalam DPA, seperti saat diundang menjadi narasumber PK di berbagai instansi, seperti memenuhi undangan untuk memberikan edukasi dan pelatihan penanganan bencana.
Untuk mengatasi minimnya anggaran sosialisasi, pihaknya membuat imbauan ke sekolah yang ada di Cianjur mulai dari PAUD hingga SMA sederajat untuk melakukan sosialisasi PK secara mandiri, di mana BPBD Cianjur memberikan ilmu secara cuma-cuma ke setiap sekolah.
"Sebagian besar sekolah menanggapi positif dan meminta kami untuk memberikan pelatihan pencegahan dan penanganan bencana, kami menyediakan praktisi dan narasumber secara gratis, agar kami dapat melaksanakan sosialisasi tanpa menggunakan anggaran," katanya.
Tingginya antusias sekolah di Cianjur untuk menerima sosialisasi tersebut karena berkaca pada trauma siswa, tenaga pengajar, hingga orang tua siswa setelah diguncang gempa 5,6 magnitudo pada 21 November 2022.
"Kami menyesuaikan cara penyampaian materi karena yang dihadapi adalah anak-anak, meski anggaran minim sosialisasi terkait rekon tetap dapat dilakukan," katanya.
Dia menambahkan, meski anggaran untuk sosialisasi minim, namun tidak membuat pihaknya berhenti memberikan pengetahuan pada masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana karena Cianjur termasuk dalam zona merah bencana kedua tertinggi di Jabar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024