Bandung, 29/9 (Antara) - Pengusaha kuliner Ira Zulfa mengembangkan jenis burger aneka warna guna memberikan alternatif jajanan sekaligus mengimbangi maraknya kuliner bermerek impor di Kota Bandung.

"Setahun belakangan saya mencoba inovasi dengan membuat roti burger dan hotdog menjadi hitam," kata Ira di Bandung, Selasa.

Ira mengaku terinspirasi membuat roti hitam tersebut karena membaca situasi pasar kuliner Kota Bandung, terutama di kalangan remaja, yang tengah gandrung dengan kedatangan tren burger hitam yang berasal dari Jepang sekitar satu tahun lalu.

"Awalnya browsing di internet dan tahu burger hitam sedang booming, oleh karena itu saya coba membuat rotinya sendiri dibantu oleh kakak," kata perempuan yang telah menjalani usahanya selama tiga tahun tersebut.

Warna hitam dalam rotinya berasal dari campuran tepung ketan hitam. Ia tidak memakai pewarna, hitamnya didapat dari tepung ketan hitam yang dicampur ke dalam adonan roti burger.

Respon dari konsumen positif dan lebih menyukai burger dan hotdog versi hitam dibanding roti kecoklatan seperti biasa.

Meski demikian daya tahan atau kedaluarsi roti hitam lebih rendah dibanding roti biasa.

"Bila roti biasa bisa tahan hingga tiga sampai empat hari, roti hitam cuma tahan dua hari, harus dimasukkan ke kulkas," kata dia.

Karena diminati konsumen, ia mengatakan, omzet bisnis burger dan hotdog hitamnya ini cukup menjanjikan. Bila sedang marema seperti malam Minggu, omsetnya mencapai Rp4 juta. Sedangkan hari-hari biasa sekitar Rp3 juta,

"saya tidak buka kedai khusus, hanya berjualan bila ada festival saja," kata dia.

Hal serupa juga dilakukan oleh pengusaha "burger velvet" di Bandung, Lilis Siti Maryati. Selain hitam, burger miliknya dibuat menjadi berwarna merah.

"Burger yang hitam dibuat dengan campuran bubuk arang bambu, kalau yang merah dengan campuran bit merah, semuanya tidak pakai pewarna buatan dan pengawet," kata dia ketika ditemui pada kesempatan yang sama.

Menurutnya, selain unik, burger bewarna hitam dan merah ini juga mengandung khasiat lebih dibanding burger biasa.

"Kandungan gizi jelas ada perbedaan, arang berfungsi sebagai obat diare sedangkan bit bagus sebagai penambah sel darah," kata dia yang sehari-harinya berjualan di Pasar Cisangkuy, Bandung itu.

Ia mengatakan, ide awal menjual burger merah dan hitam adalah karena mengamati kecenderungan masyarakat Kota Bandung yang mulai meminati makanan sehat.

"Awalnya, karena warnanya (burger) merah itu unik dan sekarang orang Bandung sudah mulai melirik makanan sehat, maka saya berupaya mengolah sendiri daging pada burgernya," kata dia.

Menurutnya, potensi bisnis burger unik aneka warna ini masih menjanjikan di Kota Bandung.

"Potensi jualan burger seperti ini di Bandung bagus, sekarang kan sudah tren yang menjual burger dan hotdog hitam, bahkan ada yang sudah berinovasi dengan menjual roti berwarna biru, putih, hingga oranye, berarti ini diminati dan akan berkembang," kata dia menambahkan. 

Pewarta: Khansa

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015