Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin mengingatkan masyarakat dan organisasi perangkat daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan mitigasi terhadap potensi bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor, saat masuk musim hujan di daerah itu.

"Semuanya harus selalu siap, dan mempersiapkan diri dengan kondisi cuaca sekarang," kata dia di Garut, Jawa Barat, Kamis.

Setelah musim kemarau, katanya, selanjutnya memasuki Oktober yang seharusnya sudah masuk musim hujan, namun saat ini hujan belum juga turun secara merata di Kabupaten Garut.

Meski belum menentu kondisi cuaca saat ini, kata dia, pemerintah daerah, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut dan Dinas Sosial Garut, harus mempersiapkan diri melakukan mitigasi bencana alam.

"BPBD harus selalu siap, termasuk Dinas Sosial, terhadap situasi kondisi yang tidak menentu," katanya.

Ia meminta seluruh camat dan kepala desa aktif memberikan pemahaman mitigasi bencana alam kepada masyarakat untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi bahaya saat musim hujan.

Ia menjelaskan langkah itu bisa mengantisipasi dan mengurangi risiko kerugian materi dan jiwa dari dampak bencana alam.

Garut, kata dia, daerah yang cukup tinggi dan banyak jenis kejadian bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, tanah bergerak, dan kebakaran hutan, sehingga perlu diantisipasi dampaknya.

"Kejadian-kejadian bencana ini bisa terantisipasi," kata Barnas.
Kabupaten Garut pada 10 September 2024 dilanda hujan deras yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah selatan dan utara kabupaten tersebut, setelah hari itu cukup lama tidak turun hujan deras lagi.

Pada 18 September 2024, Garut diguncang gempa bumi bermagnitudo 5,0 yang merusak rumah penduduk di enam kecamatan dan fasilitas umum, seperti bangunan sekolah.


 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024