Antarajabar.com - Menurut Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, sepanjang Januari hingga Juli 2015 ada 310 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan orang di antaranya meninggal dunia.
Staf Program Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Cianjur, Rusli Maryadi di Cianjur, Senin, mengatakan, jumlah tersebut menunjukan penurunan dibandingkan jumlah kasus yang ada pada tahun 2014.
"Tahun lalu, jumlah warga yang terkena virus tersebut mencapai 338 kasus, sedangkan korban meninggal dunia akibat DBD mencapai tiga orang. Tahun ini laporan kasus tersebut mengalami penurunan," katanya.
Menjelang masuknya musim hujan, pihaknya mengimbau masyarakat menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar tidak terjangkit penyakit yang mematikan tersebut, terutama warga yang tinggal di daerah rawan DBD.
"Selama ini wilayah endemik penyebaran DBD tersebar di beberapa wilayah di Cianjur, seperti Kecamatan Cianjur, Karangtengah, Cibeber, Haurwangi dan kecamatan Ciranjang," katanya.
Penurunan jumlah angka kasus DBD tersebut, tutur dia, di antaranya dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menutup, menguras, menimbun (3M) secara berkelanjutan termasuk proses pengasapan (fogging).
"Cara yang tepat itu seperti menyingkirkan barang-barang yang tidak terpakai seperti ban bekas, botol minuman dan barang lainnya yang bisa menampung air sehingga berpotensi berkumpulnya jentik nyamuk," katanya.
Nyeri
Dia menjelaskan, DBD merupakan penyakit yang membuat penderitanya mengalami rasa nyeri yang luar biasa, seolah-olah terasa sakit hingga ke tulang. DBD disebabkan virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Gejala demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah masa inkubasi dan biasanya diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat celsius.
"Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama muncul. Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti," katanya.
Dia menambahkan, DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembangbiak di daerah berpenduduk tinggi seperti kota besar yang memiliki iklim lembap dan hangat.
Sementara itu, Ketua RW 07 Kampung Belengbeng, Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, Dede Mulyana mengatakan, belum lama ini ada warganya yang terjangkit penyakit demam berdarah akibat nyamuk yang bersarang di sungai kering akibat musim kemarau.
"Warga yang terserang demam berdarah di kampung saya ini berjumlah dua orang. Kemungkinan penyakit tersebut oleh nyamuk yang berasal dari sungai kering sehingga banyak jentik nyamuk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
Staf Program Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Cianjur, Rusli Maryadi di Cianjur, Senin, mengatakan, jumlah tersebut menunjukan penurunan dibandingkan jumlah kasus yang ada pada tahun 2014.
"Tahun lalu, jumlah warga yang terkena virus tersebut mencapai 338 kasus, sedangkan korban meninggal dunia akibat DBD mencapai tiga orang. Tahun ini laporan kasus tersebut mengalami penurunan," katanya.
Menjelang masuknya musim hujan, pihaknya mengimbau masyarakat menjalankan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar tidak terjangkit penyakit yang mematikan tersebut, terutama warga yang tinggal di daerah rawan DBD.
"Selama ini wilayah endemik penyebaran DBD tersebar di beberapa wilayah di Cianjur, seperti Kecamatan Cianjur, Karangtengah, Cibeber, Haurwangi dan kecamatan Ciranjang," katanya.
Penurunan jumlah angka kasus DBD tersebut, tutur dia, di antaranya dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menutup, menguras, menimbun (3M) secara berkelanjutan termasuk proses pengasapan (fogging).
"Cara yang tepat itu seperti menyingkirkan barang-barang yang tidak terpakai seperti ban bekas, botol minuman dan barang lainnya yang bisa menampung air sehingga berpotensi berkumpulnya jentik nyamuk," katanya.
Nyeri
Dia menjelaskan, DBD merupakan penyakit yang membuat penderitanya mengalami rasa nyeri yang luar biasa, seolah-olah terasa sakit hingga ke tulang. DBD disebabkan virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.
Gejala demam berdarah umumnya akan terlihat pada tiga hingga empat belas hari setelah masa inkubasi dan biasanya diawali dengan demam tinggi yang bisa mencapai suhu 41 derajat celsius.
"Masa inkubasi adalah jarak waktu antara virus pertama masuk ke dalam tubuh sampai gejala pertama muncul. Penyebab DBD adalah virus dengue dan menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti," katanya.
Dia menambahkan, DBD tidak bisa menular langsung dari seseorang ke orang lain tanpa perantara nyamuk tersebut. Nyamuk Aedes aegypti biasanya berkembangbiak di daerah berpenduduk tinggi seperti kota besar yang memiliki iklim lembap dan hangat.
Sementara itu, Ketua RW 07 Kampung Belengbeng, Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, Dede Mulyana mengatakan, belum lama ini ada warganya yang terjangkit penyakit demam berdarah akibat nyamuk yang bersarang di sungai kering akibat musim kemarau.
"Warga yang terserang demam berdarah di kampung saya ini berjumlah dua orang. Kemungkinan penyakit tersebut oleh nyamuk yang berasal dari sungai kering sehingga banyak jentik nyamuk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015