Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudzaifi melakukan kunjungan ke Indonesia pada 8-11 Oktober 2024 yang salah satu tujuannya untuk mempromosikan nilai-nilai Islam toleran dan moderat.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan nilai-nilai Islam toleran dan moderat yang digaungkan itu senafas dengan upaya Pemerintah Indonesia dalam memperkuat moderasi beragama di setiap lini kehidupan.

"Indonesia merupakan negara bangsa yang sedang berjuang untuk memperjuangkan Islam yang wasathiyah dan rahmatan lil'alamin, sama dengan Arab Saudi. Sekarang, kita juga sedang bersama-sama mempromosikan Islam yang toleran, moderat, dan sejuk," kata Kamaruddin Amin di Jakarta, Selasa.

Imam dan khatib Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudzaifi tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin pukul 22.45 WIB.

Kedatangannya disambut Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Bin Abdullah H. Amodi, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag Ahmad Zayadi, dan perwakilan Organisasi Masyarakat (Ormas) Islam.

Kamaruddin mengatakan kunjungan ini merupakan bentuk hubungan bilateral antara Indonesia dengan Arab Saudi. Menurutnya, Indonesia memiliki keterkaitan emosional dengan Imam Masjid Nabawi.

"Sama-sama kita hormati dan doakan kunjungan beliau ini membawa manfaat dan berkah bagi Indonesia," kata dia.


Agenda kunjungan

Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify melakukan kunjungan ke Indonesia selama empat hari, mulai Selasa hingga Jumat, dan akan menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh.
Program kunjungan resmi Yang Mulia Imam dan Khatib Masjid Nabawi mencakup beberapa kegiatan penting, termasuk menjadi imam shalat dan menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara.

Memulai kunjungannya, Selasa, Imam Besar akan menggelar pertemuan dengan Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan lalu dilanjutkan dengan bertemu Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas.

Para Rabu, Syekh Ahmad bin Ali akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Setelah bersama Presiden, Yang Mulia akan melanjutkan kunjungannya dengan bertemu pengurus PBNU dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.

Kemudian pada hari Kamis, Imam Besar akan ke Muhammadiyah dan bertemu dengan pengurus pusat. Dilanjutkan dengan mengisi ceramah umum di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ditutup agenda kunjungan ke Ponpes Darujannah Jakarta.

Pada hari terakhir di Indonesia, Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaifi akan bertemu dengan pengurus Masjid Istiqlal dan dijadwalkan akan menjadi imam Shalat Jumat. Namun yang perlu dicatat, jadwal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu.

Kunjungan ini dilakukan sesuai dengan arahan yang mulia dan diawasi langsung oleh Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Penyuluhan, Syek. Abdul Latif bin Abdul Aziz Al-Syaikh, dengan tujuan menggaungkan pesan dua masjid suci dan memperkuat kerja sama antara Kerajaan Saudi dan negara-negara Islam untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi, keseimbangan, dan toleransi.

"Saya berterima kasih atas sambutan istimewa dari hadirin semua. Saya ingin menyampaikan bahwa saya sangat mencintai seluruh Muslim yang ada di Indonesia," ujar Imam Besar setibanya di Jakarta.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin menyampaikan bahwa pada kunjungan kenegaraan yang dilakukan oleh Imam Besar Masjid Nabawi Syekh Ahmad ini untuk memperkuat silaturahmi antara Arab Saudi dan Indonesia.

"Jadi ini sebagai bentuk silaturahmi dan kerja sama yang erat antara Arab Saudi dan Indonesia serta adanya keterkaitan emosional sebagai Imam Masjid Nabawi," katanya.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Imam Besar Masjid Nabawi akan promosikan Islam toleran dan moderat

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024